news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemerintah Jual ORI019 Untuk Biayai Program Vaksin Corona

25 Januari 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani didampingi Dirjen Pengelolaan dan Resiko, Luky Alfirman (kiri) memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani didampingi Dirjen Pengelolaan dan Resiko, Luky Alfirman (kiri) memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, mulai menawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI019 per hari ini, Senin (25/1).
ADVERTISEMENT
ORI019 ditawarkan dengan kupon sebesar 5,57 persen per tahun. Besaran kupon tersebut bersifat fixed rate hingga waktu jatuh tempo tiba pada 15 Februari 2024.
Dirjen DJPPR, Luky Alfirman, mengatakan penawaran obligasi ini ditujukan untuk membantu pembiayaan APBN 2021. Luky mengatakan dana dari penawaran ORI019 ini salah satunya akan digunakan untuk mendanai program vaksin COVID-19.
"Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan ORI019 akan digunakan untuk pemenuhan target pembiayaan APBN 2021, termasuk untuk pembiayaan penanganan pemulihan dampak pandemi COVID-19 salah satunya untuk program vaksinasi yang saat ini tengah dicanangkan oleh pemerintah," ujar Luky dalam Launching Obligasi Negara Ritel Seri ORI019, Senin (25/1).
Luky mengatakan pandemi corona telah membuat pemerintah mengambil langkah darurat seperti penetapan PSBB dan pembatasan aktivitas masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk menahan laju penularan. Namun di sisi lain langkah darurat tersebut berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pemerintah harus menggelontorkan dana hingga Rp 695 triliun demi pemulihan ekonomi nasional. Di saat yang bersamaan penerimaan negara tertekan karena perekonomian yang lemah. Akibatnya terjadi defisit anggaran APBN yang cukup besar sehingga pemerintah memerlukan pembiayaan utang.
Dirjen PPR Kemenkeu, Luky Alfirman. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Pembiayaan APBN melalui utang, salah satunya dilakukan dengan penerbitan SBN ritel baik konvensional dan syariah. Meski demikian Luky memastikan bahwa pembiayaan melalui utang ini akan dilakukan dengan tetap mempertimbangkan kondisi kas, proyeksi peneriman dan kebutuhan belanja pemerintah, biaya dan resiko utang serta sentimen dan kondisi pasar keuangan baik global dan domestik.
Selain itu, menurut Luky, penerbitan ORI juga dilakukan untuk memberikan pilihan investasi yang aman bagi masyarakat.
"Serta memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat di tengah pandemi. Diharapkan dalam jangka panjang bisa mewujudkan kemandirian bangsa dalam pembangunan," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Penerbitan ORI019 merupakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel perdana yang ditawarkan kepada masyarakat di 2021.
Selain ORI019, pemerintah berencana menerbitkan SR014 pada Februari, SWR002 pada April, SBR010 pada Juni, SR015 pada Agustus, ORI020 pada September dan ST008 pada November.
Sebelumnya, total dari penerbitan tujuh SBN ritel di 2020 yaitu SBR009, SR012, ORI017, SR013, ORI018, ST007 dan Cash Waqf SWR001, pemerintah telah menyerap jumlah dana sebanyak Rp 76,93 triliun.