Pemerintah Kebut Pembangunan LRT Jabodebek

Kepala Gerbong LRT Jabodebek buatan INKA di Stasiun Harjamukti, Depo Cibubur, Jakarta Timur. Foto: Ema Fitriyani/kumparan

Pemerintah terus mengebut pembangunan LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) agar bisa beroperasi penuh pada 2021. Saat ini percepatan proyek berfokus pada pembebasan lahan untuk pembangunan depo dan pelaksanaan uji coba kereta.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, untuk uji coba teknis rangkaian kereta sudah ada dan bisa dilakukan. Uji coba ini juga simultan dengan pemasangan sinyal.

"Perkembangan proyek LRT memang kita lagi push pembebasan tanah terutama daerah depo supaya cepat selesai. Untuk testing dari keretanya sudah ada sekarang, sudah ada piloting untuk kita testing yang dirangkai INKA dan KAI," kata Kartika di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Selasa (29/10).

Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo jalan kaki menuju kantornya usai bertandang ke Balaikota DKI Jakarta. Foto: Ema Fitriyani/kumparan

Setelah uji coba teknis berjalan, selanjutnya INKA singkronisasikan kemampuan kereta dengan teknologi komputer agar berjalan baik.

Sementara itu, Menteri Agraria & Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil menjelaskan persoalan lahan depo LRT Jabodebek di Bekasi hampir tuntas. Pembebasan lahan hampir selesai 100 persen. Hanya saja, Sofyan belum bisa memastikan berapa luasan bidang tanah yang penyelesaiannya diserahkan ke pengadilan.

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) di Jakarta Timur, Rabu (15/8/2018). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

"Sekarang sudah oke, tinggal beberapa bidang lagi konsinyasi," kata Sofyan usai dipanggil Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.

Sore tadi Luhut memanggil banyak pejabat untuk rapat mengenai perkembangan proyek LRT Jabodebek. Selain Sofyan dan Kartika, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, PT INKA, dan PT KAI itu hadir.