Pemerintah Raup Rp 26,13 T Hasil Lelang, dari Ferrari hingga Lukisan

8 Januari 2021 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang bukti motor dan mobil mewah hasil sitaan Bea dan Cukai di Terminal Peti Kemas Koja Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti motor dan mobil mewah hasil sitaan Bea dan Cukai di Terminal Peti Kemas Koja Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah berhasil meraup Rp 26,13 triliun dari hasil lelang barang yang dilakukan sepanjang 2020. Barang yang dijual berasal dari eksekusi sitaan bank hingga noneksekusi sukarela yang dilakukan pejabat lelang kelas II.
ADVERTISEMENT
Direktur Lelang Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Joko Prihanto mengatakan, dari Rp 26,13 triliun, hasil lelang swasta yang dilakukan oleh pejabat lelang kelas II menjadi yang terbanyak mencapai Rp 13,48 triliun. Total barang yang dilelang dari objek lelang swasta ini sebanyak 502.187.
"Paling banyak kendaraan roda empat ada 384.083 lot barang sebesar Rp 10,74 triliun," kata Joko dalam konferensi pers DJKN secara virtual, Jumat (8/1).
Barang kedua paling banyak adalah kendaraan roda dua yaitu 83.928 barang dengan nilai lelang mencapai Rp 2,55 triliun. Ketiga, inventaris, peralatan, dan rumah tangga sebanyak 2.870 barang dengan nilai lelang mencapai Rp 13,73 miliar.
Keempat, tanah dan bangunan sebanyak 358 lot barang dengan nilai lelang Rp 10,27 miliar. Kelima, benda seni atau lukisan sebanyak 836 barang dengan nilai lelang Rp 7,19 miliar. Keenam, lainnya sebanyak 30.112 lot barang sebesar Rp 49,73 miliar.
Ferrari SFSF90 Stradale, model plug-in hybrid pertama pabrikan kuda jingkrak. Foto: Carscoops
Selain objek lelang swasta, pemerintah juga melakukan lelang dari barang eksekusi sitaan bank yang kredit nasabahnya macet, rampasan dari Bea Cukai, dan kasus korupsi. Nilainya mencapai Rp 8,04 triliun yang dilakukan oleh pejabat lelang kelas I.
ADVERTISEMENT
"Paling banyak lelang eksekusi tanggung yaitu kredit macet di bank swasta dan bank pemerintah. Termasuk lembaga nonperbankan. Jadi dari Rp 8 triliun, 75 persennya itu paling banyak dari eksekusi tanggungan," kata Joko.
Sedangkan sisanya, lelang eksekusi yang merupakan Barang Milik Negara (BMN) dan putusan pengadilan. Untuk lelang BMN tahun lalu hanya Rp 560 miliar.
"Yang banyak itu dari lelang tanggungan, barang rampasan, seperti mobil Ferrari itu barang rampasan Bea Cukai. Ada juga sebagian lagi itu barang eksekusi pengadilan," ujarnya.