Pemerintah Sebut PeduliLindungi Teknologi Matang, Mudah Buat Beli Minyak Goreng

28 Juni 2022 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai pemerintah memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi di Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai pemerintah memindai kode batang (QR Code) melalui aplikasi PeduliLindungi di Dinas Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
ADVERTISEMENT
Pemerintah berupaya mempermudah masyarakat membeli minyak goreng curah rakyat (MGCR) dengan menggunakan metode baru lewat aplikasi PeduliLindungi. Perubahan sistem ini dilakukan agar tata kelola distribusi minyak goreng curah menjadi lebih akuntabel dan bisa terpantau mulai dari produsen hingga konsumen.
ADVERTISEMENT
Deputi Technology and Sustainability Development Special Advisor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin, menjelaskan terintegrasinya aplikasi PeduliLindungi sebagai media untuk persyaratan pembelian minyak goreng diharapkan dapat memudahkan masyarakat. Menurutnya pembelian bisa tidak perlu lagi KTP.
“Kita saat ini punya teknologi yang matang yaitu PeduliLindungi itu telah dipakai oleh 90 juta masyarakat Indonesia dan setiap penggunanya itu pasti telah dikonfirmasi di Dukcapil, kalau KTP bisa jadi palsu, nah di PeduliLindungi kita tahu benar ada,” ungkap Rachmat dalam konferensi persnya, Selasa (28/6).
Selain itu, kata Rachmat, hal itu juga untuk memudahkan pemerintah mengontrol target yang sudah ditetapkan, seperti masyarakat rumah tangga dan juga pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
ADVERTISEMENT
“Kita punya target 300.000 ton untuk satu bulan itu jumlah yang sangat besar tapi bukan unlimited, kita tahu kebutuhan beda-beda tapi ada juga UKM bergantung dengan harga minyak goreng," ujar Rachmat.
Eks CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin. Foto: Dok. Kemenko Marves
"Nah kita tentunya harus atur supaya mereka dapat membeli dengan harga Rp 14.000 dan barangnya tersedia, kalau dibiarkan nggak diatur jangan sampai ada yang borong di pasar,” tambahnya
Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan pemerintah sedang mengajar para pengecer atau distributor minyak goreng untuk bergabung pada program ini. Dia menyebutkan saat ini sudah ada sekitar 40.000 pengecer yang sudah bergabung baik dari SIMIRAH, Gurih, dan Warung Pangan.
Menurut Rachmat nantinya jumlah tersebut akan terus bertambah. Dia berharap di setiap desa dan tempat lainnya akan ada pengecer resmi.
ADVERTISEMENT