Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi RI di 2025 Capai 5,6 Persen

26 Februari 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Kompleks DPR RI, Kamis (8/6). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Kompleks DPR RI, Kamis (8/6). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di 2025 mencapai 5,6 persen. Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengungkapkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) disepakati untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Suharso menilai perencanaan di 2025 penting dimaksimalkan karena menjadi bagian awal RPJMN 2025-2029.
"Sasaran pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 adalah sekitar 5,3 persen sampai 5,6 persen, tingkat kemiskinan antara 6-7 persen, tingkat pengangguran terbuka juga bisa sampai 4-5 persen, rasio gini di sekitar 0,37," kata Suharso di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/2).
kemudian indeks modal manusia kita sekarang tidak lagi menggunakan IPM tetapi human capital index angkanya mudah-mudahan bisa kita capai di angka 0,56," tambahnya.
Suharso mengungkapkan Presiden Jokowi juga menginstruksikan agar melihat perkembangan di internasional, khususnya dalam pengadaan pangan. Apalagi, saat ini di Indonesia ada permasalahan kenaikan harga beras.
"Diperlukan sikap yang hati-hati sekali dalam penyediaan pangan, terutama pengadaan beras tentu mendapat perhatian yang sangat saksama dari bapak Presiden karena akhir-akhir ini kita tahu HET dilampaui di semua daerah di Tanah Air baik yang untuk kualitas medium tinggi maupun yang medium rata-rata," ujar Suharso.
ADVERTISEMENT
Suharso mengungkapkan aturan aktivitas ekspor juga harus diperhatikan dengan baik. Ia lalu mencontohkan terkait gas rumah kaca yang harus mengikuti aturan di daerah tujuan ekspor.
"Dan penurunan indeks gas rumah kaca angkanya 38,6 juga, kami mengingatkan bahwa ekspor barang-barang Indonesia terutama khususnya ke Eropa akan kena aturan yang disebut dengan carbon border adjustment mechanism yang sedemikian rupa yang memperhitungkan kepemihakan Indonesia dalam hal penurunan gas rumah kaca," tutur Suharso.