Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 104,7 T hingga Maret 2024, Turun 53,6 Persen

26 April 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers terkait pertemuan ASEAN Tingkat Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (AFHMM) di Jakarta, Kamis (24/8) Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan keterangan pers terkait pertemuan ASEAN Tingkat Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (AFHMM) di Jakarta, Kamis (24/8) Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan, pemerintah telah menarik utang baru Rp 104,7 triliun hingga akhir Maret 2024. Pembiayaan utang ini turun 53,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
"Kita lihat untuk pembiayaan terealisasi Rp 104,7 triliun. Ini nilainya jauh lebih rendah dari tahun lalu atau turun drastis 53,6 persen dibanding pembiayaan utang tahun lalu yang mencapai R225,4. Jadi dalam hal ini kita cukup hati-hati," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN Kita di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/4).
Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 104 triliun, turun 52,2 persen (yoy). sementara pinjaman Rp 600 miliar atau turun 91,9 persen (yoy).
Sri Mulyani mengatakan, penurunan terjadi akibat kondisi global yang dinamis. Meski demikian, ia memastikan pemerintah tetap melakukan strategi waktu penerbitan agar pembiayaan tetap sesuai target APBN tahun ini.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah waktu-waktu yang yang cukup dinamis, karena perubahan nilai tukar, suku bunga, yield, dan juga guncangan yang berasal terutama dari negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa, yang harus kita perhatikan termasuk Jepang," jelasnya.
"Semuanya akan terus kita waspadai dan akan menentukan arah dari pembiayaan kita," tambahnya.