Pemerintah Terbitkan Surat Utang SDG Denominasi Euro Senilai Rp 8,43 Triliun

14 September 2021 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kedua dari kiri)memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (kedua dari kiri)memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) Sustainable Development Goals (SDG) dalam mata uang asing Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down senilai 500 juta Euro atau sekitar Rp 8,43 triliun.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, disebutkan bahwa transaksi ini merupakan penerbitan SDG bond konvensional pertama di Asia.
DJPPR menyebutkan seri SUN yang diterbitkan adalah RIEUR0334 dengan tenor 12 tahun atau yang akan jatuh tempo pada 23 Maret 2034 mendatang. Surat utang ini memiliki tingkat kupon sebesar 1,3 persen.
Pada penerbitan SDG bond perdana ini, pemerintah berhasil menekan harga hingga 27bps dari initial price guidance yang berada pada level MS+140-145bps ke final price guidance di level MS+118bps.
"Ini merupakan spread terhadap Mid-Swaps terendah untuk SUN denominasi Euro dengan tenor 12 tahun," tulis DJPPR dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (14/9).
Dengan penerbitan bond dalam format ESG (Environment, Social, and Governance) serta permintaan yang cukup tinggi dari investor, Pemerintah dapat menerbitkan SDG bond tanpa tambahan new issue concessions (NIC).
ADVERTISEMENT
Penerbit bond biasanya memberikan NIC sebagai insentif agar investor tertarik membeli bond baru yang merupakan tambahan suplai di pasar.
Dalam rangka penerbitan SDG bond ini, Pemerintah Indonesia telah menyusun SDGs Government Securities Framework (SDGs Framework) dan telah mendapatkan Second Party Opinion dari CICERO dan IISD. Framework baru tersebut merupakan pengembangan dari Green Bond dan Green Sukuk Framework yang diterbitkan tahun 2018.
Sebelum penerbitan SDG bond, Pemerintah juga telah melaksanakan serangkaian non-deal investor update calls pada tanggal 7-8 September 2021 untuk memperkenalkan SDGs Framework serta menyampaikan komitmen pemerintah untuk melaksanakan United Nations Sustainable Development Goals roadmap.
Terdapat lebih dari 70 investor, baik yang konvensional maupun yang fokus pada portofolio ESG, berpartisipasi dan memberikan respons positif atas penyelenggaraan investor update call tersebut.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani didampingi Dirjen Pengelolaan dan Resiko, Luky Alfirman (kiri) memberikan keterangan pers terkait APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Agustus 2019 di Kantor Kemenkeu. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Pemerintah akan mengalokasikan seluruh dana hasil penerbitan SDG bond ini untuk mendanai proyek-proyek yang masuk kualifikasi Eligible SDGs Expenditures dalam SDGs Framework.
ADVERTISEMENT
"Debut penerbitan SDG bond ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk pembiayaan proyek-proyek sosial dan lingkungan hidup untuk mewujudkan agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan," tulis DJPPR.
Pemerintah bertekad untuk mewujudkan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan dengan menetapkan berbagai kebijakan dan program pembangunan untuk mencapai SDGs target di tahun 2030.
Seluruh Surat Berharga Negara (baik Green maupun SDG) yang diterbitkan berdasarkan SDGs Framework ini sejalan dengan standar internasional termasuk International Capital Market Association (ICMA[DR1]) principles.
"Pemerintah akan terus berkomitmen untuk memenuhi standar yang berlaku untuk penerbitan SDG bond dan menyampaikan laporan tahunan atas penerbitan tersebut," tulis DJPPR.
SDG bond yang diterbitkan pada transaksi kali ini diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
ADVERTISEMENT
Joint Book runners dalam transaksi ini adalah BofA Securities, Citigroup, Crédit Agricole CIB, HSBC dan UBS. Sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Credit Agricole CIB dan HSBC juga bertindak sebagai Joint SDG Structuring Advisors.