Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro

Pemindahan Ibu Kota Butuh Waktu hingga 10 Tahun

30 April 2019 14:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro saat konferensi pres pembahasan rencana pemindahan ibu kota negara, Jakarta, Selasa (30/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro saat konferensi pres pembahasan rencana pemindahan ibu kota negara, Jakarta, Selasa (30/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemindahan ibu kota Indonesia membutuhkan waktu hingga 10 tahun lamanya. Sebab, selain perlu kajian yang matang, pemindahan ibu kota juga memerlukan desain dan roadmap yang akurat.
ADVERTISEMENT
"Mengenai target ada dua opsi. Kita menyiapkan rencana ada yang lima tahun, ada yang sepuluh tahun," ujar Bambang saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (30/4).
Mantan Menteri Keuangan itu menjelaskan, proses selama sepuluh tahun itu dimulai dari persiapan, perencanaan kota, grand design, hingga implementasi pemindahan ibu kota, yang paling cepat bisa dimulai pada 2020. Selain itu, pemerintah juga mesti memastikan lahan untuk calon ibu kota baru nantinya tidak memiliki kendala dalam pembangunan.
Menurut Bambang, pihaknya akan mengusahakan agar anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk memindahkan ibu kota bisa seminimal mungkin. Sebab menurutnya, anggaran pemerintah akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur dasar.
"Di sini yang saya tekankan adalah kita akan justru meminimalkan anggaran pemerintah. Anggaran pemerintah hanya untuk infrastruktur dasar yang benar-benar tidak mungkin dikerjakan oleh pihak di luar pemerintah," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Rencana pemindahan ibu kota Indonesia kembali mencuat setelah tahun lalu rencana Bappenas ini ditolak oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani maupun Komisi XI DPR RI.
Meski demikian, Bambang kukuh untuk kembali melanjutkan rencana tersebut. Tujuannya untuk mengurangi beban Jakarta yang dinilainya sudah tidak manusiawi.
"Kita ingin agar beban yang sekarang dipegang Jakarta bisa segera dikurangi dengan memindahkan pusat pemerintahan di ibu kota baru. Sekarang orang di-rush hour ke Jakarta, ke Sudirman misalnya bisa 2-3 jam satu arah, dua arah bisa 4-5 jam. 16 km/jam, udah enggak manusiawi," kata dia.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Sri Mulyani enggan menanggapi anggaran untuk pemindahan tersebut. Saat ditanya para wartawan mengenai anggaran ibu kota, Sri Mulyani hanya tersenyum sembari masuk ke mobilnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten