Pemkot Semarang: Gojek Cs Lahirkan Banyak Pengusaha, Tapi Bikin Macet

16 Oktober 2019 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ojek online menunggu orderan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ojek online menunggu orderan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran aplikasi seperti Gojek ternyata memunculkan tren berbisnis baru di Semarang. Sebab, aplikasi-aplikasi seperti itu mendorong jiwa kewirausahaan masyarakat Semarang dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Kota Semarang, FX Bambang Suranggono, dalam diskusi dengan media di kantor PWI Jawa Tengah, Rabu (16/10).
Sebagai bukti, menurut Bambang, muncul banyak usaha kecil yang terhubung dengan sistem atau kanal yang memang disediakan oleh aplikator ojek online.
"Banyak orang yang sebelumnya bekerja, memilih membuka usaha sendiri dengan berjualan melalui aplikasi seperti Gojek. Ini sangat positif bagi perekonomian di Semarang," jelasnya.
Kepala Dinas UMKM dan Koperasi FX Bambang Suranggono. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Saat ini, kata Bambang, jumlah UMKM yang tersebar di Semarang mencapai sekitar 16.954 pengusaha kecil. Jumlah tersebut tumbuh tinggi dibandingkan tahun 2018. Namun dia tak menjelaskan detailnya.
"Sekitar 1.700 UMKM di Semarang terhubung dengan ojek online," ujar Bambang.
Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Semarang, Arnaz Agung, mengungkapkan hal senada dengan Bambang Suranggono. Kehadiran aplikasi ojek online, termasuk sistem pembayaran online, menurutnya mendongkrak perekonomian.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya ini tidak mematikan. Justru mengangkat. Merek ternama seperti Zara, H&M sampai Uniqlo mereka punya gerai tetapi penjualan terbesar mereka kan secara online. Jadi tidak bisa kita memungkiri teknologi," kata Arnaz.
Ketua Kadin Kota Semarang, Arnaz Agung. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Meski begitu, masih terdapat kontra perihal keberadaan ojek online. Hal ini dirasakan oleh pihak Dinas Perhubungan (Dishub). Kaitannya dengan bertambahnya kepadatan di jalanan.
"Butuh kebijakan untuk mengendalikan. Karena ojek online tumbuhnya juga cepat, mereka tersebar, parkir sembarangan dan tidak tertata," kata Kabid Pengendalian dan Penertiban Dishub Kota Semarang, Danang Kurniawan.
Kabid Daltib Dishub Kota Semarang, Danang Kurniawan. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Apalagi transportasi online yang basisnya kendaraan roda empat. Belum adanya aturan khusus pun menjadikan Dishub kewalahan, terutama saat transportasi online mengambil atau menurunkan penumpang di halte Trans Semarang.
ADVERTISEMENT
"Ini malah menghambat, kami kesulitan juga untuk mengatur karena sampai detik ini kita belum mendapatkan data kongkret jumlah ojek online dari aplikator," ujarnya.
Danang pada kesempatan ini meminta kepada pengemudi ojek online untuk senantiasa mematuhi aturan.
"Kita menyadari meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap transportasi online. Tentu, pengemudi harus mengutamakan keamanan dan kenyamanan baik pengguna jasa maupun pengguna fasilitas publik lainnya," ujar dia.