Penarikan Utang Baru Pemerintah Turun 60,3% Jadi Rp 72 T per 15 Maret 2024

25 Maret 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani melakukan penarikan utang baru atau pembiayaan utang sebesar Rp 72 triliun per 15 Maret 2024. Realisasi ini turun 60,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
ADVERTISEMENT
"Pembiayaan utang kita turun tajam, kalau tahun lalu pada 15 Maret 2023 pembiayaan utang mencapai Rp 181,4 triliun, sekarang hanya Rp 72 triliun, itu drop 60,3 persen untuk pembiayaan utang," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (25/3).
Bendahara negara itu mengungkapkan pembiayaan utang pemerintah didominasi oleh surat berharga negara (SBN), dengan nilai mencapai Rp 70,2 triliun. Angka itu setara dengan 10,5 persen dari pagu yang ditetapkan, Rp 666,4 triliun atau turun 58,6 persen.
Di sisi lain, realisasi pembiayaan utang yang berasal dari pinjaman tercatat sebesar Rp 1,9 triliun. Angka itu lebih tinggi dari pagu yang disiapkan pemerintah, yakni negatif Rp 18,4 triliun.
"Jadi realisasi sampai dengan 15 Maret itu relatif dalam posisi baik," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sri Mulyani memastikan, pihaknya akan melakukan penarikan utang, dengan memperhatikan kondisi pasar uang dan obligasi, yang pergerakannya sangat dipengaruhi sentimen global.
"Sehingga APBN tetap terjaga dalam dinamika global dan nasional yang cukup tinggi," tandasnya.