Pencatat Meter PLN Diliburkan, Bagaimana Penentuan Tagihan Listrik Pascabayar?
PerbesarADVERTISEMENT
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menghentikan sementara petugas pencatat meteran listrik dari rumah ke rumah, untuk mencegah penularan virus corona COVID-19. Selama ini, petugas pencatat meteran listrik, menjadi ujung tombak untuk menentukan tagihan listrik pelanggan pasca-bayar.
ADVERTISEMENT
Dengan dihentikannya pencatatan meteran listrik oleh petugas lapangan, lantas apa yang menjadi acuan PLN dalam menentukan tagihan listrik bulan April 2020 bagi pelanggan pasca-bayar?
Vice President Public Relations PLN, Dwi Suryo Abdullah, mengatakan perhitungan tagihan listrik pelanggan akan menggunakan data rata-rata dari bulan-bulan sebelumnya.
"Pembayaran rekening April untuk pelanggan listrik rumah tangga pasca-bayar, penghitungannya menggunakan data dari historis rata-rata pemakaian kWh pada Desember, Januari, dan Februari," katanya menjawab pertanyaan wartawan, Minggu (29/3).
Dia meyakinkan, dasar penghitungan tarif listrik berdasarkan rata-rata penggunaan bulan-bulan sebelumnya, tidak menimbulkan harga yang berbeda karena tarif listrik yang berlaku saat ini tidak ada perubahan.
Menurut Dwi, apabila nantinya diketahui terdapat kelebihan atau kekurangan pencatatan meteran listrik, maka akan disesuaikan berdasarkan peraturan yang berlaku.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan penghitungan rekening listrik berdasarkan data historis Desember hingga Februari ini berlaku di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Sebelumnya PLN sempat mengimbau pelanggan pasca-bayar untuk mengirim identitas pelanggan dan foto angka yang ada di kWh meter melalui email dan WA. Tapi karena tidak semua pelanggan dimungkinkan melakukan hal itu, maka kebijakan menghitung rata-rata tagihan listrik selama tiga bulan, lebih diutamakan.
*****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
