Pendapatan AirAsia Tumbuh 75,24% di 2023, Namun Masih Catatkan Kerugian Rp 1 T

11 Mei 2024 13:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peluncuran Livery Pesawat baru AirAsia Indonesia bertema keindahan alam Danau Toba dan kain tenun khas Toba di Hanggar 4 GMF Aero Asia Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (17/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peluncuran Livery Pesawat baru AirAsia Indonesia bertema keindahan alam Danau Toba dan kain tenun khas Toba di Hanggar 4 GMF Aero Asia Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (17/2/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT AirAsia Indonesia Tbk. mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 75,24 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 6,62 triliun sepanjang 2023. Laporan keuangan ini dirilis pada Kamis (9/5).
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, emiten berkode CMPP/AAID ini juga mencatatkan kerugian dengan total mencapai Rp 1,08 triliun, rinciannya kerugian operasional sebesar Rp 702,62 miliar dan sisanya beban keuangan dan pajak.
Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga, menuturkan kinerja AirAsia Indonesia masih dalam pemulihan pasca pandemi Covid-19. Adapun sumber pendapatan yang diraup perusahaan ini mengandalkan operasi penerbangan.
"Penjualan tiket kursi pesawat memberikan kontribusi sebesar Rp 5,63 triliun, diikuti oleh pendapatan dari bagasi sebesar Rp 731,74 miliar. Selain itu, pendapatan juga berasal dari layanan penerbangan sebesar Rp 125,85 miliar, kargo Rp 44,26 miliar dan charter Rp 14,08 miliar," kata Yosephine dalam keterangannya, sabtu (10/5).
Selain itu, Yosephine juga mengatakan, berdasarkan laporan neraca akhir Desember 2023, kas AirAsia Indonesia senilai Rp 56,25 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dari awal tahun karena pertumbuhan kas dari aktivitas operasional yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Aset AirAsia Indonesia tercatat sebesar Rp 6,12 triliun, tumbuh 14,17 persen, sementara liabilitas AirAsia Indonesia mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17 persen yoy.
Lebih lanjut Yosephine menjelaskan, Denpasar menjadi sumber pendapatan utama AirAsia Indonesia yaitu sebesar Rp 2,63 triliun, diikuti oleh Jakarta senilai Rp 2,58 triliun. Sementara itu, Surabaya dan Medan masing-masing mencatat angka Rp 784 miliar dan Rp 624 miliar.
Pesawat Indonesia AirAsia. Foto: AirAsia
Yosephine menyebutkan pihaknya melihat pendapatan yang dicatatkan AirAsia pada periode ini sebagai hal yang baik, lantaran industri penerbangan termasuk AirAsia Indonesia tengah didera tantangan kenaikan harga bahan bakar serta biaya perbaikan dan pemeliharaan.
"Manajemen PT AirAsia Indonesia Tbk. (AAID/CMPP) juga aktif mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan kelangsungan operasional perusahaan. Hingga saat ini, operasional penerbangan Indonesia AirAsia berjalan lancar, melayani pengangkutan penumpang dan barang tanpa gangguan, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional," tambah Yosephine.
ADVERTISEMENT
Per Maret 2024, Indonesia AirAsia melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional. Tingkat ketepatan waktu (OTP/On Time Performance) meningkat menjadi 87 persen pada kuartal I 2024 dari angka 73 persen pada kuartal I 2023.
Tingkat keterisian penumpang (Load Factor) pada kuartal I 2024 tercatat sebesar 83 persen. Peningkatan juga tercatat dari sisi jumlah penerbangan selama kuartal I 2024 sebesar 30 persen secara yoy, menjadi 10,874 penerbangan. Lalu, total penumpang juga tercatat meningkat 33 persen dari kuartal I 2023 menjadi sebanyak 1,63 juta.