Pendapatan Naik Berkat QRIS, UMKM Samosir: Banyak Orang Nggak Bawa Cash

30 April 2024 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembeli menggunakan aplikasi Livin' Bank Mandiri untuk membayar dengan QRIS di pasar tradisional di Jakarta, Jumat (8/3/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembeli menggunakan aplikasi Livin' Bank Mandiri untuk membayar dengan QRIS di pasar tradisional di Jakarta, Jumat (8/3/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah UMKM di Pulau Samosir, Sumatera Utara, mengaku terbantu dengan kehadiran teknologi sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Misalnya Dian Kartika, penjual souvenir di Huta Siallagan.
ADVERTISEMENT
Dian mengaku sudah berjualan cenderamata khas Batak sejak tahun 2022. Kala itu, ia juga sudah menerima pembayaran melalui QRIS.
“QRIS sangat membantu penjualan karena biasanya mungkin pengunjung tidak membawa cash tadinya nggak jadi beli pas liat ada QRIS jadi bisa beli,” kata Dian kepada awak media, dikutip Selasa (30/4).
Pendapatan Dian dalam sehari mencapai Rp 2 juta. Mayoritas pembayaran dilakukan melalui QRIS. Ditemui terpisah, Nurhani Simamora menceritakan pengalaman berjualan menggunakan QRIS.
Ia mengatakan mayoritas pengunjung masih membayar menggunakan uang tunai. Namun, ia juga menyediakan pembayaran melalui QRIS.
“Banyak pelanggan pakai uang tunai kalau mau bayar. Tapi ada juga yang pakai QRIS,” kata Nurhani.
Nurhani bilang, dirinya mematuhi aturan perbankan untuk tidak membebani pembeli dengan biaya layanan atau Merchant Discount Rate (MDR) QRIS sebesar 0,3 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun, MDR 0,3 persen merupakan biaya yang akan dikenakan kepada pedagang oleh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP). "Nggak ada biaya tambahan kalau bayar pakai QRIS. Harga sama seperti bayar cash," ungkapnya.
Minimarket daerah Samosir membebani biaya QRIS 0,3 persen ke konsumen. Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Meski begitu, ia mengeluhkan transaksi QRIS yang suka bermasalah. Misalnya uang tidak masuk ke dalam rekening atau gagal bayar.
Setiap kali ada masalah pembayaran menggunakan QRIS, Nurhani langsung menghubungi Bank Mandiri sebagai pihak yang menyediakan QRIS di kiosnya.
“Kubilang sama orang Livin ini, bang coba tolong cek dulu ada masalah. Terus langsung dicek dia di sana,” kata Nurhani.
Adapun, Bank Indonesia mencatat transaksi QRIS kuartal I 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM turun sebesar 3,80 persen (yoy) atau mencapai Rp 1.831,77 triliun. Kemudian, nominal kartu kredit masih meningkat 7,71 persen (yoy) mencapai Rp 105,13 triliun.