Pendapatan Negara Tertekan, Defisit APBN Melebar

16 Mei 2019 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani mendengarkan paparan tentang APBN KiTA edisi Oktober di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani mendengarkan paparan tentang APBN KiTA edisi Oktober di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. Foto: ANTARA FOTO/ Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN hingga akhir April 2019 mencapai Rp 101 triliun atau mencapai 0,63 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit ini melebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 54,9 triliun atau 0,37 persen.
ADVERTISEMENT
"Tekanan terhadap pendapatan negara menghasilkan defisit anggaran yang lebih tinggi dari tahun lalu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5).
Berdasarkan data APBN Kita April 2019, defisit tersebut didapat lantaran realisasi pendapatan negara baru mencapai Rp 530,7 triliun, tumbuh 24,5 persen dari target dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 2.165,1 triliun.
Pendapatan negara itu tumbuh hanya 0,5 persen, melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang pertumbuhannya hingga 13,3 persen.
Penerimaan pajak dan bea cukai atau perpajakan hingga April 2019 sebesar Rp 436,4 triliun atau 24,4 persen terhadap target yang sebesar Rp 1.786,3 triliun, tumbuh 4,7 persen dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 416,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, belanja negara hingga akhir April 2019 mencapai Rp 631,8 triliun, tumbuh 25,7 persen dari target belanja dalam APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun. Realisasi belanja bulan lalu naik 8,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Belanja kementerian dan lembaga (K/L) tercatat mencapai Rp 201,1 triliun atau 23,5 persen dari target yang mencapai Rp 866,4 triliun. Sementara realisasi belanja non K/L mencapai Rp 168,9 triliun atau 21,7 persen dari target.
Sedangkan transfer daerah dan dana desa mencapai Rp 261,7 triliun, atau 31,7 persen dari target yang mencapai Rp 826,7 triliun. Angka ini terdiri dari transfer daerah Rp 247,7 triliun atau 32,7 persen dari target dan dana desa Rp 14 triliun atau 20 persen dari target.
ADVERTISEMENT