Pendapatan Perinus Baru Rp 313 Miliar, 46 Persen dari Target

22 Oktober 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Perikanan Nusantara (Persero) mencatat, pendapatan perusahaan hingga September 2019 atau kuartal III baru mencapai Rp 313,3 miliar. Angka ini masih jauh dari target pendapatan sepanjang tahun ini Rp 670 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perinus M Yana Aditya mengatakan pertumbuhan per kuartal sekitar 10-15 persen. Menurut dia, tak banyaknya pendapatan kali ini lantaran pengaruh cuaca dan faktor alam yang berdampak pada produksi dan hasil tangkapan nelayan.
“Faktor yang sangat menentukan ya alam, kita misalnya mau melaut enggak boleh sama syahbandar karena ada badai,” kata Yana di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (22/10).
Adapun untuk produksinya, hingga September 2019 mencapai 46 ribu ton. Angka ini naik dibandingkan September 2018 yang hanya 36 ribu ton.
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Kata dia, masih ada waktu tiga bulan untuk mengejar pendapatan. Diharapkan bisa meningkatkan produksi dan penjualan. Meski begitu, dia bilang pendapatan hingga akhir tahun kemungkinan tak 100 persen tercapai.
"Paling tidak kita bisa targetkan 70 persen sampai akhir tahun," terang Yana.
ADVERTISEMENT
Perusahaan juga membidik potensi pasar lokal dan global yang baru untuk meningkatkan penjualan. Salah satunya adalah mengelola gudang beku (single cold storage) penyimpanan ikan di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Gudang beku ini berkapasitas 200 ton yang dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Ini merupakan gudang beku yang kesekian yang dikelola Perinus.
Selain di Mimika, gudang beku lainnya yang dikelola Perinus di antaranya di Bitung 300 ton, Bacan 200 ton, Makassar 100 ton, Surabaya 250 ton, Benoa 300 ton, Sorong 350 ton, Muara Baru 2000 ton, Sumenep 200 ton, Talaud 200 ton, dan Ambon 350 ton.
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Selain banyak mengelola gudang, ketersediaan infrastruktur dan kelengkapan peralatan tangkap juga akan menjadi fokus ke depannya. Dari 18 kapal besar yang dimiliki perusahaan, tahun depan Perinus menyediakan alokasi anggaran belanja modal sebesar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Angka tersebut naik dibandingkan tahun ini yang hanya Rp 150 miliar.
ADVERTISEMENT
“Satu kapal itu biayanya bisa Rp 4 miliar-5 miliar,” kata dia.
Perusahaan juga tengah menjajaki kerja sama dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk ekspor ikan pakai kargo pesawat. Kerja sama ini dilakukan agar pengiriman lebih efisien dan cepat sampai tujuan, beda dengan pengiriman lewat kapal yang lebih lama.
Beberapa negara tujuan ekspor Perinus saat ini adalah Jepang, China, Bangladesh, dan Vietnam.
"Masalah logistik adalah biayanya tinggi. Jadi harapannya dengan kerja sama ini, semua supply bisa ditarik ke Mimika dan kalau feasible bisa ekspor," jelas dia.