Penerbangan Dikurangi, Jasa Pengiriman Logistik Beralih ke Jalur Darat

22 Juli 2020 18:34 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi truk pengangkut logistik. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi truk pengangkut logistik. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
Perusahaan logistik atau jasa pengiriman logistik atau barang mencatat ada perubahan operasional bisnis yang terjadi di era new normal. Misalnya seperti JNE, saat ini lebih sering mengirim barang menggunakan transportasi darat.
ADVERTISEMENT
“Pengurangan jumlah penerbangan ini berdampak dengan adanya jenis layanan yang tidak bisa memenuhi. Terjadi shifting beberapa tujuan. Kami terimakasih pemerintah bangun tol jadi solusi yang kita tempuh di mana kiriman banyak dari melalui udara, (sekarang) banyak melalui darat,” urai Presiden Direktur JNE Mohamad Feriadi dalam webinar transportasi di era new normal secara virtual, Rabu (22/7).
Ia mencatat dalam sehari, JNE mampu mengirim barang sebesar 1.000 ton. Dari jumlah tersebut, jasa pengiriman kurir terbesar melalui transportasi darat atau sebanyak 77,24 persen.
“Dengan kereta api ada 0,24 persen, darat 77,24 persen, laut 1,62 persen dan udara 17,10 persen dan freighter 3,8 persen,” sambungnya.
Ketua Umum ASPERINDO, M. Feriadi. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Selain itu, Feriadi juga menilai perubahan kebiasaan konsumen dari layanan offline menjadi online. Masyarakat memilih online karena dinilai lebih cepat dan mengurangi bersentuhan.
ADVERTISEMENT
“Sementara darat shifting dari online ke offline. Jadi banyak kebutuhan masyarakat dibutuhkan kecapean delivery ini membuat kiriman domestik kami tumbuh luar biasa,” tutupnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui transportasi udara menjadi sektor yang cukup terdampak signifikan dengan adanya pandemi COVID-19.
"Kalau kita melihat hari-hari ini maka pergerakan daripada transportasi begitu bermasalah. Sehingga kita perlu melakukan upaya-upaya agar kita bisa tetap eksis," tegasnya.
Secara umum, dia menilai bahwa sektor transportasi memiliki peran penting dalam menopang perekonomian. Kini, dengan adanya pembatasan transportasi, pertumbuhan ekonomi pun ikut terkoreksi.
"Kita tentu melihat bahwa apa yang terjadi membuat shock, karena transportasi adalah darah daripada roda perekonomian, sehingga banyak insan transportasi yang tak bisa berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari,"
ADVERTISEMENT