news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penerbitan Surat Utang Korporasi di 2019 Melonjak, Capai Rp 138,9 T

20 Desember 2019 11:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan Bank Indonesia menyortir uang pecahan Rp100 ribu. Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan Bank Indonesia menyortir uang pecahan Rp100 ribu. Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
ADVERTISEMENT
PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo), memaparkan penerbitan surat utang korporasi berdasarkan industri di Indonesia sepanjang tahun ini meningkat.
ADVERTISEMENT
Kepala Divisi Pemeringkatan Pefindo, Hendro Utomo, penerbitan baru tersebut masih didominasi perusahaan dari sektor pembiayaan dan perbankan.
"Selama 2019, peningkatan terbesar juga berasal dari perusahaan pembiayaan," kata Hendro di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (20/12).
Sektor pembiayaan, kata Hendro, selalu mendominasi dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2019 di sektor pembiayaan, total nilainya mencapai 52,768 triliun. Sedangkan di 2018 hanya 39,992 triliun.
"Kalau dilihat di sini komposisinya perusahaan pembiayaan itu menguasai 38 persen dari penerbitan surat utang korporasi diikuti perbankan 16,1 persen," ujar Hendro.
Sedangkan di sektor riil yang cukup besar porsinya itu adalah telekomunikasi 6,5 persen, kontruksi 4,5 persen, properti 4,2 persen, dan pertambangan 1,6 persen.
Konferensi pers PEFINDO soal perkembangan surat utang korporasi di Indonesia. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara di sektor makanan, minuman dan lainnya terbagi di angka 29,1 persen. Hendro membeberkan total nilai dari semua sektor tersebut per 13 Desember 2019 mencapai Rp 138,904 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Hendro sepanjang tahun 2019 juga ada perkembangan surat utang Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra).
Hendro menjelaskan Dinfra hanya ada satu perusahaan yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Jasa Marga menerbitkan 3 kali surat utang dengan instrumen untuk dana investasi infrastruktur Toll Road Mandiri-001 tahap pertama senilai Rp 423,50 miliar.
Sementara itu instrumen kedua untuk dana investasi infrastruktur Toll Road Mandiri-001 tahap kedua senilai Rp 427,01 miliar. Dengan instrumen yang sama pada tahap ketiga senilai Rp 159,50 miliar.