Penerimaan BLU Kelapa Sawit Turun, Kemenkeu Sebut Imbas Larangan Ekspor CPO

4 Agustus 2022 10:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit untuk diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit untuk diolah menjadi Crude Palm Oil (CPO). Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
ADVERTISEMENT
Kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menyebabkan pendapatan BLU turun di semester pertama 2022. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (DJA Kemenkeu) Isa Rachmatarwata melaporkan, penerimaan Badan Layanan Umum (BLU) di semester I 2022 mencapai angka Rp 45,8 triliun atau 43,3 persen dari target semula Rp 105,8 triliun.
ADVERTISEMENT
"Ini satu-satunya kelompok PNBP yang mengalami penurunan. Karena ini dampak dari sawit dan turunannya sempat dilarang untuk ekspor dan itu tentu berdampak pada penerimaan BLU kelapa sawit," kata Isa dalam Media Briefing Capaian PNBP Semester I, Kamis (4/8).
Sumber pendapatan BLU berasal dari pelayanan rumah sakit, perguruan tinggi (universitas), jasa penyelenggaraan telekomunikasi. Kemudian layanan perbankan, serta kelapa sawit.
Hal tersebut membuat Jokowi meminta pemerintah untuk lebih selektif dalam menentukan layanan-layanan publik yang berbayar. "Jadi kita juga mulai menyeleksi Ini yang mana yang benar-benar harus bayar mana yang menjadi layanan publik," sambung dia.
Di sisi lain, Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga DJA Kemenkeu Wawan Sunarjo mengatakan, realisasi pendapatan BLU semester I 2022 menurun 24 persen dari periode yang sama tahun anggaran 2021. Penurunan ini utamanya berasal dari pendapatan dana perkebunan kelapa sawit, jasa perbankan dan pengelolaan kawasan otorita.
ADVERTISEMENT
Wawan merinci, pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit hingga Semester I 2022 sebesar Rp 25,22 triliun secara tahunan (yoy). Angka tersebut turun 35,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 yakni Rp 39,07 triliun.
Pada tahun 2021 tersebut, volume ekspor sawit mencapai 16,18 juta metrik ton. Sementara pada tahun 2022 volume ekspor hanya 11,57 juta metrik ton atau berkurang sebesar 5 juta metrik ton.