Penerimaan Pajak Masih Minus, Negara Tekor Rp 144 T per Maret 2021
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, defisit APBN ini setara dengan 0,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi defisit ini lebih dalam dari bulan lalu, meski masih sesuai target.
"Defisitnya 0,82 dari PDB dan kalau dibandingkan bulan lalu 0,6 persen lebih dari PDB. Jadi ini semua masih di dalam koridor yang kita bisa kontrol dan akan kita pantau terus," kata Suahasil dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4).
Secara rinci, pendapatan negara baru terealisasi 21,7 persen dari target dalam APBN 2021 sebesar Rp 1.743,6 triliun. Pendapatan negara mengalami kenaikan tipis yaitu hanya 0,6 persen dibandingkan pertumbuhan periode sama tahun lalu yang mencapai 7,8 persen.
Penerimaan pajak terealisasi Rp 228,1 triliun atau minus 5,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara penerimaan kepabeanan dan cukai Rp 29,5 triliun atau naik 62,7 persen dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada pertumbuhan 0,6 persen pada pendapatan negara. Jadi konteksnya Maret tahun lalu sudah mulai ada COVID, namun Januari-Februari masih bekerja luar biasa tapi Maret mulai ada penetapan pandemi dan juga mulai ada PSBB," jelasnya.
Sementara itu, belanja negara hingga akhir Maret 2021 sudah 19 persen dari pagu dalam APBN tahun ini yang sebesar Rp 2.750 triliun. Realisasi belanja ini mengalami kenaikan hingga 15,6 persen atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu 0,1 persen.
Suahasil menjelaskan, seluruh komponen belanja baik belanja kementerian/lembaga (K/L), belanja non K/L, serta penyaluran Dana Desa sama-sama mengalami kenaikan. Sementara realisasi transfer ke daerah mengalami penurunan 2,9 persen.
"Dana Desa memang dilakukan percepatan, sehingga per Maret ini Dana Desa Rp 10,6 triliun dibandingkan tahun lalu 31 Desember tertransfer Rp 7,2 triliun," tambahnya.
ADVERTISEMENT