Pengamat: Tak Masuk Akal Airbus Iran Parkir di Kertajati untuk Hindari Sanksi AS

2 Juni 2023 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Airbus A340-212 yang disebut milik Prancis terparkir di Bandara Kertajati, Jawa Barat. Foto: twitter.com/@Ikutzuki
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Airbus A340-212 yang disebut milik Prancis terparkir di Bandara Kertajati, Jawa Barat. Foto: twitter.com/@Ikutzuki
ADVERTISEMENT
Media sosial tengah dihebohkan pesawat Airbus milik Iran yang diparkir di Bandara Kertajati. Singgahnya kedua pesawat tersebut di Bandara Kertajati, disebut @BabakTaghvaee1, untuk menghindari sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran.
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menilai sangat mustahil jika Iran menghindari lacakan. Sebab, melacak keberadaan pesawat sangat mudah berkat perkembangan zaman dan teknologi.
"Kalau untuk menghindari lacakan sih kurang masuk akal. Karena zaman sekarang cukup mudah memantau pesawat yang di ferry seperti ini," kata Gerry kepada kumparan, Jumat (2/6).
Lebih lanjut, Gerry menilai hal yang normal untuk pesawat parkir di bandara sepi. Sembari menunggu pembeli baru.
"Apakah ada hubungannya dengan kunjungan Presiden Iran? Bisa iya bisa tidak, saya tidak tahu," terang dia.
Berdasarkan catatan kumparan, AS sejak 1995 melarang industri penerbangan dunia menjual pesawat maupun suku cadangnya kepada Iran.
"Hasil penyelidikan saya tentang pengadaan dua Airbus A340-212 bekas Angkatan Udara Prancis oleh #IRGC berafiliasi #MahanAir untuk #Iran government. Otoritas Indonesia dan Mali terlibat dalam membantu Iran menghindari sanksi #AS & menerbangkan mereka ke Iran pada 23/05/2023," tulis akun @BabakTaghvaee1 dikutip Kamis (1/6).
ADVERTISEMENT
Pemilik akun telah mengizinkan informasi tersebut untuk dikutip, selama menyebutkan sumbernya. Dalam profil akun-nya, BabakTaghvaee1 menyebut diri sebagai penulis transportasi udara yang juga koresponden bagi sejumlah media.
Menurutnya, pada 23 Mei 2023 kedua pesawat dijadwalkan terbang dari Bandara Kertajati ke Mali, Afrika Barat. Tapi di perjalanan, rutenya dialihkan ke Bandara Chabahar di barat daya Iran.
"Pesawat tersebut menggunakan TZ-DTA dan TZ-DTC sementara. kode registrasi diperoleh di bawah AOC (Air Operator Certificate) dari perusahaan palsu Mahan Air di Mali," tulisnya.
Meskipun dari penelusuran kumparan, kode penerbangan TZ adalah milik Air Tanzania, bukan Mali.

Riwayat Operasional Pesawat

Pesawat buatan 1995 itu pertama kali dimiliki dan dioperasikan oleh Austrian Airlines dengan registrasi OE-LAG.
ADVERTISEMENT
Angkatan Udara Prancis baru mengoperasikan kedua pesawat tersebut mulai 2006, sebagai pesawat angkut strategis. Masing-masing punya registrasi atau kode panggil (call sign) F-RAJA dan F-RAJV, yang digunakan hingga 2020.
"Pesawat tersebut kemudian dijual ke LMO Aero pada tahun 2021," lanjutnya.
Dikutip dari planespotters.net, pesawat tersebut berada di Bandara Châteauroux-Centre "Marcel Dassault", Prancis, pada 3 Maret 2021-9 April 2022. Baru pada 10 April 2022 terdeteksi berada di Bandara Kertajati, Jawa Barat.