Pengangguran di AS Turun, Wall Street Menguat

4 Juni 2018 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan pekan lalu. Hal ini dipicu laporan pekerjaan bulanan terbaru yang menunjukkan penguatan perekonomian AS dan meredanya ketegangan geopolitik antara AS dengan Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Senin (4/5), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 219,37 poin atau 0,9% menjadi 24.635,21. Sementara indeks S&P 500 (SPX) naik 29,35 poin atau 1,08% menjadi 2,734.62 dan Nasdaq (IXIC) bertambah 112,22 poin atau 1,51% menjadi 7.554,33.
Selama sepekan lalu, indeks S&P naik 0,4%, Dow kehilangan 0,48% dan Nasdaq naik 1,62%.
Saham teknologi tercatat memimpin kenaikan. Saham perusahaan besar seperti Apple (AAPL.O), Microsoft (MSFT.O) dan Alphabet (GOOGL.O) mengangkat indeks teknologi S&P 500 (SPLRCT) ke rekor tertinggi.
Investor juga dipengaruhi rilis data pemerintah yang menunjukkan bahwa pada bulan Mei terdapat kenaikan 223 ribu pekerjaan nonpertanian dan upah rata-rata per jam sebesar 0,3%. Ini melampaui perkiraan ekonom.
Sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 18 tahun dari 3,8%. Data belanja konstruksi dan produksi industri juga menunjukkan percepatan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Investor juga turut dipengaruhi kondisi politik di Italia, yang menghilangkan risiko pemungutan suara ulang yang didominasi oleh perdebatan tentang apakah negara akan keluar dari Zona Euro.
Meredanya ketegangan geopolitik antara AS dan Korea Utara turut mempengaruhi pasar. Presiden AS Donald Trump mengumumkan dimulainya kembali rencana untuk pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada 12 Juni.
"Perekonomian Trump terus bekerja sangat, sangat baik. Ini menjadi kabar baik untuk pasar," ujar Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco.
Dalam pandangan beberapa investor, data ekonomi yang kuat meningkatkan kemungkinan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini. Kekhawatiran tersebut justru membuat saham AS jatuh beberapa kali pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, investor masih terus mengawasi perkembangan perdagangan setelah AS memberlakukan tarif impor produk baja dan aluminium dari Kanada, Meksiko dan Uni Eropa.
Kanada dan Meksiko sendiri membalas kenaikan impor baja dan aluminium AS terhadap produk-produk seperti wiski dan blue jeans.
Adapun volume perdagangan Wall Street kali ini, mencapai 7,04 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan 6,61 miliar rata-rata untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.