Pengusaha Akui Mafia Tanah Bikin Daya Saing Indonesia Turun

14 Oktober 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Kementerian ATR/BPN, ilustrasi pembangunan tanah Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Kementerian ATR/BPN, ilustrasi pembangunan tanah Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pengusaha mengakui persoalan mafia tanah membuat daya saing Indonesia usaha berkurang.Kondisi itu juga yang dinilai membuat investor China tidak mau merelokasi pabriknya ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan terungkapnya praktik mafia tanah diharapkan oknum yang mengambil keuntungan dengan cara yang salah itu tak ada lagi.
"Ya kalau pemerintah sudah menyatakan membongkar mafia tanah ya bagus. Memang kan ini membuat, salah satunya daya saing kita berkurang. Jadi itu adalah suatu yang harus kita lakukan sehingga tidak ada lagi mafia-mafia tanah," kata dia ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (14/10).
Menurut Rosan, yang menjadi korban mafia tanah adalah para investor dan pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Sebab keduanya memang berurusan dengan tanah atau lahan.
"Ya kebanyakan para investor juga yang banyak korban mafia tanah, kemudian proyek-proyek infrastruktur, itu jalan tol, itu kan banyak korban mafia tanah juga," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Akibat adanya mafia tanah, biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh investor untuk pembangunan infrastruktur, menjadi lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Rosan P. Roeslani di Grand Sahid Jaya, Selasa (16/7). Foto: Elsa Olivia Touran/kumparan
"Nah itu memang membuat ekonomi kita cost-nya menjadi lebih tinggi kan, gitu, sehingga mengganggu competitiveness kita," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN, Sofyan Djalil, mengatakan bahwa Vietnam lebih menarik ketimbang Indonesia lantaran tak ada mafia tanah di sama.
Berbeda dengan Indonesia yang banyak mafia tanah sehingga proses investasi terhambat.
"Kalau investor pergi ke Vietnam, tanah di Vietnam dengan sistem penguasaan oleh negara, tanah itu tidak ada namanya mafia tanah. Tidak akan pernah ada, sengketa tanah tidak ada," kata Sofyan.