Pengusaha Curhat Hambatan Ekspor Mebel dan Kerajinan RI Tahun Ini

3 Agustus 2021 18:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja sedang memotong kayu di Industri Mebel Jatinegara Kaum, Jakarta TImur, Rabu (27/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja sedang memotong kayu di Industri Mebel Jatinegara Kaum, Jakarta TImur, Rabu (27/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengusaha mebel dan kerajinan optimistis ekspor tumbuh 8 persen di tahun ini. Pertumbuhan ekspor tersebut setelah melihat kondisi sepanjang semester I 2021 yang mengalami peningkatan signifikan atau sebesar 35,41 persen menjadi USD 1,68 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun (kurs Rp 14.000) dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur mengatakan, target satu digit tersebut realistis dan dapat dilampaui.
“Dari target kita 8 persen besar kemungkinan, dapat terlampaui, bila kondisi semester I cukup signifikan,” katanya kepada kumparan, Selasa (3/7).
Sobur menyebut saat ini kendala yang membuat kinerja ekspor mebel dan kerajinan kurang optimal. Beberapa persoalan yang disebut Sobur seperti adanya kelangkaan kontainer yang diikuti dengan melambungnya biaya freight cost.
Belum lagi hambatan proses pengurusan Sertifikat, Laik Fungsi, masih berlakunya Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang menambah beban biaya,” jelas Sobur.
Ia menuturkan persoalan lain yang juga kerap kali membuat kinerja ekspor produk mebel dan kerajinan terhambat, yaitu seperti stabilitas harga dan pasokan kayu, kelangkaan bahan baku rotan akibat.
ADVERTISEMENT
“Masalah lain yang juga mengganggu aktivitas industri adalah izin keimigrasian bagi Inspektor buyer luar negeri dan razia Limbah B3,”
Pada semester I tahun 2021, ekspor mebel dan kerajinan meningkat signifikan yakni 35,41 persen secara tahunan di mana dari kenaikan tersebut kelompok produk mebel mengalami kenaikan 39,98 persen dan kelompok produk kerajinan naik 24,87 persen.
“Namun di sisi lain impor juga terus merangkak naik sehingga pada saat tertentu bisa menggerus pangsa pasar industri lokal,” jelasnya.
Berdasarkan data Himki, sepanjang semester I 2021, impor mebel naik 36,34 persen dan kerajinan naik 20,28 persen. Meski nilai impor masih terbilang kecil namun dikhawatirkan akan terus meningkat.
Negara asal impor terbesar berasal dari Tiongkok 76,9 persen, sisanya berasal dari Thailand, Jepang, Malaysia, Vietnam, Italia, Jerman, Singapura, Taiwan dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT