Pengusaha Konstruksi Sarankan Pemerintah Tutup Keran Impor Baja

9 Juli 2020 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Industri Baja Foto: Reuters/Fabian Bimmer
zoom-in-whitePerbesar
Industri Baja Foto: Reuters/Fabian Bimmer
ADVERTISEMENT
Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) menilai industri baja di Indonesia sebenarnya sudah mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri. Untuk itu, Sekretaris Jenderal BPP GAPENSI Andi Rukman Nurdin menyarankan pemerintah menyetop impor baja.
ADVERTISEMENT
“Kita mampu sekali melakukan itu dengan catatan harus pemerintah tegas bagaimana memprediksi daripada pemain-pemain baja ini untuk menutup keran impor,” kata Andi saat webinar yang diselenggarakan Hipmi dan disiarkan secara virtual, Kamis (9/7).
Andi merasa kualitas baja buatan Indonesia juga tidak kalah dibanding yang diproduksi negara-negara lain. Hanya saja, ia mengakui masalah harga yang harus segera dipikirkan. Ia menganggap mahalnya harga karena memang produksinya kurang digenjot.
“Produksi China tidak jauh lebih baik, cuman karena mereka baik China, Vietnam, Thailand yang produksinya banyak maka harganya murah. Kita pun harus berkompetisi dengan daya saing harga,” ujar Andi.
“Kita punya Krakatau Steel saya pikir cukup luar biasa. Tapi kenapa kebijakan impor ini masih dibuka. Ini menjadi persoalan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Andi mengakui masih ada barang-barang terkait baja yang masih harus impor. Namun, secara perlahan barang-barang harus lebih banyak diproduksi di dalam negeri.
“Saya berharap ke Pak Dirjen (ILMATE) bahwa ada memang produk-produk yang kita membutuhkan impor seperti rel Kereta Api kita masih membutuhkan impor tapi kalau hal lain bisa kita produksi, Krakatau Steel mampu,” ungkap Andi.