Pengusaha Minta Pelabuhan hingga Jalan di Ibu Kota Baru Pakai Karet

20 Januari 2020 14:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) saat meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim. Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur setidaknya bisa dilakukan pada awal tahun 2021. Sementara pemindahannya ditargetkan dapat dilaksanakan bertahap mulai tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengaku telah meminta Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar menggunakan karet alam lokal dalam proses pembangunan sejumlah infrastruktur.
Beberapa diantaranya adalah pelabuhan, jalan aspal, hingga blok anti gempa.
“Kami minta Bappenas supaya seluruh ibu kota baru pakai karet alam Indonesia. Banyak yang bisa digunakan misal blok anti gempa, jalan aspal, hingga pelabuhan. Itu semua kan pakai karet,” katanya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Senin (20/1).
Petani menyemprotkan cairan pestisida di lahan perkebunan karet Renah Pamenang, Merangin, Jambi, Selasa (26/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Dia meminta hal ini dilakukan agar penggunaan karet alam lokal meningkat. Jika tidak, maka akan banyak petani karet alam yang akan alih profesi.
Azis mengaku saat ini serapan karet alam lokal masih berada di kisaran 600-850 ribu ton per tahun. Padahal, produksi karet alam lokal tercatat mencapai 3,5 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
“Masih rendah sekali serapan karet alam lokal kita,” tutupnya.