Pengusaha Pangan Keluhkan Minimnya Pasokan Kedelai

3 Agustus 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengeringkan biji kedelai untuk dijadikan tempe di rumah produksi tempe. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengeringkan biji kedelai untuk dijadikan tempe di rumah produksi tempe. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pengusaha pangan berbasis kedelai masih mengeluhkan pasokan bahan baku. Meski pemerintah tengah memasang target swasembada di tahun 2019 ini, produksi kedelai lokal bahkan belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi tahu dan tempe masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum SoyBeaN Indonesia Ahmad Sulaeman mengatakan, para pengusaha yang selama ini bergabung dalam organisasinya masih mengandalkan produk impor untuk produksi. Dari total kebutuhan, kedelai lokal masih baru bisa memenuhi sekitar 10 persen. Saat ini, lanjutnya, konsumsi kedelai dalam negeri di tahun 2018 tercatat sebanyak 3,18 million metric tons (MMT).
"Kita tentu kalau ada kedelai lokal dan cukup pasti kita pakai dan serap. Tapi kan kenyataanya produktivitas kedelai kita masih rendah, kalau di negara lain seperti Amerika itu produktivitas mereka bisa mencapai 4 ton lebih per hektare (ha)," katanya saat ditemui di Shangri La Hotel, Jakarta, Sabtu (3/8).
Ilustrasi produksi kedelai. Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Sementara di sisi lain, kalau impor kedelai dihentikan tentu akan mengganggu produksi pangan berbasis kedelai. Dari data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, produksi kedelai tertinggi pada 2018 terjadi saat April 2018, sebesar 116.02 ribu ton biji kering dengan luas panen 82.700 hektare.
ADVERTISEMENT
Produksi kedelai dalam negeri lebih sedikit dari kebutuhan konsumsinya. Namun, Kementan mengklaim produksi dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan dua kali lipat dari 17 persen pada 2017 menjadi 34 persen pada 2018.
Ahmad berharap, pemerintah memberi dukungan dalam penyediaan kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terutama para Pengrajin Tahu dan Tempe yang membutuhkan kedelai untuk berproduksi sehingga jangan sampai pemerintah mengambil kebijakan yang mengakibatkan ketersediaan kedelai di pasaran menjadi minim.
"Ini kita minta, agar pemerintah memang memperhatikan produksi. Karena kalau melihat jumlah produksi sekarang, swasembada yang katanya mampu produksi 3,4 juta ton di tahun 2019 akan sulit dicapai," tambahnya.