Pengusaha Ritel: Gula Langka Sejak Akhir 2019, Kita Tidak Tahu ke Mana Barangnya

14 Mei 2020 14:26 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang menyusun bungkusan gula di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/4). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang menyusun bungkusan gula di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/4). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan pasokan gula sudah seret sejak Desember 2019. Pada saat itu, stok gula mentah (raw sugar) untuk gula rafinasi yang dibutuhkan industri sudah menipis. Dampaknya, industri makanan dan minuman terpaksa memakai gula konsumsi untuk masyarakat sehingga terjadi kelangkaan.
ADVERTISEMENT
Pada awal 2020 juga terjadi berbagai bencana seperti banjir dan longsor. Hal ini berdampak juga pada distribusi gula ke ritel-ritel modern. Harga gula konsumsi di pasar ritel pun meningkat, di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram (kg).
"Pada prinsipnya mengapa hal ini sampai terjadi? Karena pasokan gula sangat kurang, lebih cenderung tidak ada sama sekali. Kita tidak tahu ke mana gulanya," ujarnya melalui diskusi virtual bersama BPKN, Kamis (14/5).
Roy mengungkapkan bahwa pengusaha ritel sangat bergantung dengan pasokan dari pabrik gula. Sayangnya, kata Roy, pabrik gula swasta enggan menjual sisa stok gula kepada ritel modern karena dianggap kurang menguntungkan.
Penyebabnya, ritel modern tetap menjual gula dengan harga sesuai HET. Maka harganya dari pabrik gula harus di bawah Rp 12.500 per kg.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melakukan pertemuan dengan seluruh pemangku kepentingan pada 22 April 2020 terkait pengelolaan sisa 160 ribu ton pasokan gula rafinasi.
"Diberikan arahan untuk kami bisa mendapat stok gula rafinasi yang sudah layak jadi gula konsumsi. Proses setelah 160 ribu ton tinggal 93 ribu ton, hilang sekitar 70 ribu ton dalam dua hari!" tegasnya.
Pada akhirnya, Roy menuturkan bahwa ritel modern hanya meminta sekitar 30 ribu ton untuk kebutuhan gula selama satu bulan. Lagi-lagi pada saat pelaksanaanya, hanya sekitar 25 persen yang mampu diperoleh dari total 30 ribu ton tersebut. Kelangkaan gula pun terus terjadi.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona
ADVERTISEMENT