Penjualan Gas Bumi Naik, PGN Raih Laba Rp 870 Miliar Di Triwulan I 2021

4 Mei 2021 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PGN salurkan gas ke pelanggan industri baru di Bekasi dan Dumai. Foto: PGN
zoom-in-whitePerbesar
PGN salurkan gas ke pelanggan industri baru di Bekasi dan Dumai. Foto: PGN
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melaporkan kinerja penjualan gas bumi mengalami peningkatan pada tiga bulan pertama di 2021. Pada triwulan I 2021, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 733,15 juta. Dari pendapatan tersebut, PGN mencatat Laba Operasi sebesar USD 95,90 juta dan EBITDA sebesar USD 191,24 juta.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian PGN berhasil meraih peningkatan laba distribusikan ke induk menjadi USD 61,5 juta atau Rp 870 miliar (kurs USD 1: Rp 14.147) pada Triwulan I 2021, meningkat dibandingkan periode yang sama pada Triwulan I 2020 yang tercatat sebesar USD 47,7 juta," ujar Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Selasa (4/5).
Adapun pencapaian rata-rata penjualan gas bumi PGN Group hingga Maret 2021 adalah sebesar 916 BBTUD atau meningkat 7,86 persen di atas target triwulan I 2021. Rinciannya yaitu, penjualan gas di PGN sebesar 835 BBTUD dan PT Pertagas sebesar 81 BBTUD.
Arie mengatakan peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi karena operasional pelanggan mulai rebound di sektor pembangkit listrik dan industri retail. Saat ini PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Per 31 Maret 2021, total aset PGN tercatat sebesar USD 7,52 miliar, total liabilitas USD 4,50 miliar, dan total ekuitas USD 3,02 miliar serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 1,8 kali.
"Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih baik," ujar Arie.
Meski demikan, pada triwulan I 2021 PGN masih menghadapi ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi COVID-19. Namun Arie optimistis bahwa prospek demand gas bumi masih menjanjikan ke depan.
"Berdasarkan studi diperkirakan akan ada peningkatan permintaan sampai sekitar 550 juta ton per tahun pada tahun 2030, PGN akan berupaya untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG termasuk LNG Retail," ujar Arie.
Menurut dia, PGN akan berkomitmen membangun infrastruktur dan aset-aset yang dibutuhkan untuk mengelola LNG retail. Di pasar domestik, bisnis LNG memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas khususnya di wilayah timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di pasar luar negeri, perusahaan juga tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.
"Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program RDMP Kilang salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD," ujar Arie.
PGN bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif. Foto: Pertamina
Dalam jangka menengah, PGN tengah membangun infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan. Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisiensi untuk kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk Kilang tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023.
"PGN juga berupaya melakukan efisiensi beban operasional di berbagai proses bisnis. Selain itu untuk menjaga likuiditas perusahaan manajemen mengambil kebijakan realisasi capital expenditure (CAPEX) dilakukan secara selektif atau prioritisasi," ujar Arie.
ADVERTISEMENT
PGN grup di tahun 2021 ini juga akan menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang ± 367 KM dengan diameter 4-24 inchi di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan.
Diharapkan proyek tersebut akan menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak 200.000-265.000 BPOD dan tentunya merupakan komitmen dalam menjaga efisiensi penyaluran salah satu backbone migas nasional.
Arie melanjutkan, PGN juga terus melakukan evaluasi terhadap pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sedang direncanakan maupun sudah dibangun. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap proyek mampu meraih skala ekonomi yang optimal dengan pembiayaan yang efisien.
"Gejolak perekonomian yang dipicu oleh pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah mengajarkan PGN untuk tetap fokus memperkuat fundamental bisnis. Namun, kami optimistis mampu melewati berbagai tantangan ini dan menjadikan PGN semakin kuat di masa depan," tutup Arie.
ADVERTISEMENT