Penjualan Logam Anjlok, Timah Indonesia Rugi Rp 390 Miliar di Kuartal II 2020

28 Agustus 2020 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Timah Foto: Instagram/@officialtimah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Timah Foto: Instagram/@officialtimah
ADVERTISEMENT
PT Timah Indonesia Tbk (Persero) atau TINS mengalami kerugian pada kuartal II 2020 senilai Rp 390 miliar. Minusnya laba periode ini disebabkan penjualan logam timah yang anjlok hingga Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Project Management Officer Timah Indonesia, Listi Witanni, mengatakan penjualan logam timah pada kuartal II 2020 hanya 13.955 ton atau anjlok 79 persen jika dibandingkan penjualan di akhir 2019 sebanyak 67.704 ton. Sedangkan jika dibandingkan kuartal I 2020, penjualan turun 20,4 persen.
"Dari sisi laba rugi, sampai kuartal II 2020 memang masih tercatat negatif, minus Rp 390 miliar," kata Listi dalam public expose TINS di siaran virtual Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/8).
Listi menjelaskan, turunnya penjualan logam timah TINS karena dampak wabah virus corona. Sebab, harga jual rata-rata logam di pasar bebas LMA juga turun.
Tercatat, pada kuartal II 2020, harga rata-rata logam timah USD 16.087 per ton atau turun 3,97 persen dibandingkan kuartal I 2020 USD 16.753 per ton dan anjlok 13,3 persen dibandingkan Desember 2019 USD 18.569 per metrik ton.
Ilustrasi PT Timah Indonesia di Bangka. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Turunnya penjualan logam timah ini berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan. Pada kuartal II 2020, perusahaan membukukan pendapatan Rp 3,59 triliun atau turun dibandingkan kuartal I 2020 Rp 4,38 triliun.
ADVERTISEMENT
Jika dibandingkan dengan posisi pendapatan perusahaan milik BUMN, ini pada akhir Desember 2019 sebesar Rp 19,3 triliun, pendapatan Timah di kuartal II 2020 anjlok 81 persen.
Menurut Listi, kerugian perusahaan mulai terjadi sejak Januari 2020 yang minus Rp 191 miliar. Tapi kerugian terus berkurang pada Februari yang minus Rp 140 miliar, Maret minus Rp 83 miliar, dan April minus Rp 70 miliar.
Pada Mei 2020, perusahaan justru meraup laba Rp 43 miliar dan Juni 2020 naik lagi jadi Rp 50 miliar. Namun jika dihitung rata pada kuartal II 2020, minus Rp 390 miliar.
Sedangkan dari sisi liabilitas, posisi di kuartal II 2020 tercatat Rp 13,5 triliun. Jumlahnya turun jika dibandingkan akhir 2019 yang tercatat Rp 15,1 triliun.
ADVERTISEMENT
"Liabilitas turun ini karena ada pembayaran pinjaman ke bank," ujar Listi.