Pentingnya Perjanjian Dagang untuk Genjot Ekspor dan Investasi

3 September 2021 10:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peti kemas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peti kemas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Lead Economist The World Bank Indonesia and Timor Leste, Habib Rab, menyebut pentingnya sebuah negara mempunyai perjanjian antar negara terkait perdagangan. Menurutnya, perjanjian kerja sama perdagangan berpotensi meningkatkan ekspor sebuah negara, termasuk bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita memiliki perjanjian yang mendalam di satu daerah, maka kita bisa meningkatkan orientasi ekspor di negara kita dan itu pasti sudah familiar di beberapa area atau pihak dan itu akan bisa meningkatkan pemasukan di negara kita,” kata Habib saat webinar yang digelar BPPP Kemendag, Jumat (3/9).
Habib Rab menyebut Indonesia sudah banyak bekerja sama dengan negara lain. Untuk itu, Indonesia juga dirasa sudah siap bersaing memanfaatkan Free Trade Agreement (FTA) sebagai upaya meningkatkan investasi dan perdagangan.
Habib Rab mengatakan, Indonesia perlu mengkaji atau memperdalam perjanjian dagang yang ada. Sehingga isinya bisa mendukung kebijakan yang ada di dalam negeri.
“Satu hal yang sudah kita diskusikan sebelumnya adalah untuk bertanggung jawab mengkaji konten kedalaman FTA tersebut dan memiliki perjanjian yang lebih modern dan mendalam itu mencakup masalah-masalah perdagangan dan mengaitkan dengan masalah reformasi kebijakan-kebijakan yang kita miliki yang akan berpengaruh ke daya saing domestik kita,” ujar Habib Rab.
ADVERTISEMENT
Habib Rab memastikan pihaknya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait analisis FTA dan perjanjian perdagangan lainnya. Menurutnya perjanjian perdagangan juga harus memperhatikan sektor swasta.
“Analisis dampak FTA di sektor swasta juga perlu kita pantau, bagaimana dampak yang disebabkan FTA terhadap isu-isu yang kita miliki misalnya teknologi, investasi awal, inovasi, tenaga kerja, dan sebagainya,” tutur Habib.