Penumpang MRT Terus Melonjak di Masa PSBB Transisi, Capai 21 Ribu per Hari

2 Juli 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penumpang duduk di bangku yang telah diberi stiker panduan jarak antarpenumpang di rangkaian gerbong kereta MRT, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang duduk di bangku yang telah diberi stiker panduan jarak antarpenumpang di rangkaian gerbong kereta MRT, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Imbas pandemi virus corona yang diikuti dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat penumpang MRT Jakarta turun drastis. Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan bahwa periode turunnya jumlah penumpang itu terjadi di Maret, April, dan Mei.
ADVERTISEMENT
Namun, William mengungkapkan jumlah penumpang MRT secara perlahan mulai kembali merangkak naik seiring dengan diterapkannya kebijakan PSBB transisi.
“Setelah gubernur mengumumkan Jakarta memasuki fase transisi PSBB angkanya mulai naik yang di 30 Juni mencatatkan penumpang sejumlah 20.793. Bahkan data terbaru per 1 Juli kemarin sudah mencapai 21.478 penumpang,” kata William saat paparan di forum jurnalis MRT Jakarta yang disiarkan secara virtual, Kamis (2/7).
Petugas mencuci kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (4/3). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Sebelum masa pandemi COVID-19, jumlah penumpang MRT bisa mencapai 100 ribu orang per hari. William mengharapkan semakin banyak masyarakat yang beraktifitas menggunakan MRT Jakarta dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Jadi angkanya mulai terus naik. Kita berharap seiring dengan fase transisi ini diperpanjang lagi 2 minggu mudah-mudahan 2 minggu ini selesai sehingga masyarakat bisa beraktivitas karena lebih longgar,” ujar William.
ADVERTISEMENT
Meski mulai ada pelonggaran, William memastikan pihaknya tidak langsung membuka atau membebaskan semua fasilitas yang ada. Apalagi, kata William, saat ini penumpang batasnya sampai 70 ribu per hari. Kalau sudah melebihi jumlah itu, maka jam operasional akan ditambah.
“Secara bertahap menyiapkan stasiun juga, secara bertahap supaya kegiatan-kegiatan bisa kita kontrol. Jadi jangan tiba-tiba antrean melonjak ya, kita susah mengendalikan nanti,” ungkap William.
“Sampai 70 ribu penumpang dengan jaga jarak itu bisa kita pastikan bisa dikelola dengan baik,” tambahnya.