news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penyaluran Kredit BNI Capai RP 620,42 T di Semester I 2022, Tumbuh 8,9 Persen

29 Juli 2022 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BNI. Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BNI. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menyalurkan kredit pada semester pertama 2022 sebesar Rp 620,42 triliun atau tumbuh 8,9 persen year on year (yoy). Segmen korporasi masih menjadi motor akselerasi kredit BNI.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengutarakan, BNI mampu mendorong kinerja fungsi intermediasi semakin kuat pada kuartal kedua 2022. Selama kuartal kedua 2022 ini, BNI menyalurkan pencairan kredit Rp 74,3 triliun, lebih tinggi dibandingkan di kuartal kedua 2021 yang mencapai Rp 59,3 triliun. Pencairan kredit di kuartal kedua 2022 ini utamanya disalurkan kepada top tier debitur korporasi.
“Akselerasi penyaluran kredit ini menjadikan pembiayaan ke segmen korporasi swasta yang tumbuh 14,7 persen yoy menjadi Rp 205,3 triliun, segmen large commercial yang tumbuh 31,2 persen menjadi Rp 48,5 triliun, segmen small tumbuh 10,2 persen dengan nilai kredit Rp 100,2 triliun. Secara keseluruhan kredit di sektor business banking ini tumbuh 7,7 persen YoY menjadi Rp 512,3 triliun,” kata Novita dalam paparan publik BNI, Jumat (29/7).
ADVERTISEMENT
Novita mengatakan sektor ekonomi yang dibidik di segmen business banking adalah sektor manufaktur, perdagangan, pertanian, transportasi dan pergudangan, serta telekomunikasi. BNI juga masuk pada sektor ekonomi hijau seperti energi baru dan terbarukan.
Dari sisi kredit konsumer, Novita mengungkapkan BNI mampu mencetak kinerja positif di bisnis kredit payroll dengan pertumbuhan 19,6 persen yoy menjadi Rp 39,1 triliun dan kredit pemilikan rumah yang tumbuh 7,6 persen yoy menjadi Rp 51,2 triliun.
“Dengan brand consumer banking BNI yang semakin kuat, BNI mampu meningkatkan daya saing, sambil meluncurkan berbagai inovasi guna meningkatkan daya tarik produk konsumer dalam berkompetisi dengan peers,” ungkap Novita.
Novita berharap tren kinerja ekonomi pada semester kedua tahun 2022 akan kembali membuat fungsi intermediasi dan kinerja BNI semakin kuat. Dengan semakin kuatnya potensi pertumbuhan debitur green banking, BNI tetap optimistis pertumbuhan kredit sampai dengan akhir tahun antara 7 persen hingga 10 persen pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Dengan tren pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dan transformasi yang kami lakukan sudah mulai menunjukkan hasil, maka kami pun berharap laba tahun ini mampu menembus rekor laba tertinggi sepanjang sejarah BNI,” katanya.
Novita meyakini, ruang untuk ekspansi BNI masih sangat terbuka yang ditunjukkan dari loan to deposit ratio (LDR) yang berada pada posisi 90,1 persen. Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) berada pada posisi kuat 18,42 persen.
Peningkatan kinerja yang baik tersebut diiringi oleh penguatan kualitas aset perusahaan yang ditopang berbagai faktor, perbaikan Loan at Risk (LaR) ke posisi 19,6 persen (termasuk kredit restrukturisasi karena CCOVID-19), dan non-performing loan (NPL) yang menurun ke level 3,2 persen. Cost of Fund atau biaya dana semakin efisien di level 1,4 persen serta Net Interest Margin stabil di 4,7 persen.
ADVERTISEMENT
Perolehan kinerja positif ini tidak terlepas dari dukungan Pemerintah yang membuat iklim berbisnis menjadi sangat kondusif meskipun di tengah ancaman krisis global. Restrukturisasi kredit akibat pandemi terus menunjukkan perbaikan yang semakin signifikan.
“Kredit restrukturisasi Covid-19 tercatat telah berada pada Rp 62,9 triliun turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp 81,8 triliun. Bahkan, 64 persen debitur BNI yang terdampak pandemi telah mulai melakukan pembayaran di atas base lending rate, sehingga kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen,” tutur Novita.