Penyaluran Kredit BNI Capai Rp 622,6 T di Kuartal III 2022, Tumbuh 9,1 Persen

24 Oktober 2022 16:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Bank BNI (Persero) Tbk menggelar paparan publik kinerja semester 1 2022.
 Foto: Dok. BNI
zoom-in-whitePerbesar
PT Bank BNI (Persero) Tbk menggelar paparan publik kinerja semester 1 2022. Foto: Dok. BNI
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus membukukan kinerja yang solid hingga kuartal ketiga tahun 2022. Pertumbuhan kredit mencapai 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 622,61 triliun. Hal ini sejalan dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur Top Tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, memaparkan kinerja pertumbuhan kredit di kuartal ketiga 2022 ini didorong oleh kredit korporasi swasta yang mencapai Rp 211,9 triliun atau tumbuh 20,4 persen, selanjutnya diikuti oleh segmen large komersial tercatat sebesar Rp 49,4 triliun tumbuh 22,3 persen.
Pada segmen kecil, pertumbuhan terutama pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tercatat sebesar Rp 51,3 triliun atau naik 24,3 persen. Dan untuk segmen konsumer mencapai Rp 106,9 triliun atau naik 11,3 persen dengan pertumbuhan terutama pada produk payroll loan.
“Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi manajemen untuk tumbuh dengan sehat dan sustain dengan menyasar pada debitur top tier di segmen industri prospektif diiringi dengan kebijakan manajemen risiko yang prudent,” ujar wanita yang akrab disapa Susi dalam konferensi pers BNI virtual, Senin (24/10).
ADVERTISEMENT
Susi menuturkan, perkembangan kinerja BNI juga didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai sebagaimana tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada posisi 91,2 persen.
“Selain itu, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di 193 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) berada di 124 persen yang menunjukkan bahwa BNI memiliki kecukupan likuiditas untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” katanya.
Dari sisi kualitas aset, Susi menyampaikan bahwa Loan at Risk (LAR) mengalami penurunan signifikan dari 25,2 persen di September 2021 menjadi 19,3 persen di September 2022, terutama karena menurunnya jumlah kredit restrukturisasi karena COVID-19.
“Kami pun terus berupaya menjaga LAR Coverage atau rasio pencadangan untuk debitur LAR pada level yang memadai yakni sebesar 42,7 persen. Bahkan, kami melihat bahwa kemampuan pembayaran kewajiban dari debitur LAR semakin membaik sehingga mendorong perbaikan pada pendapatan bunga, serta menjadi indikasi pemulihan bisnis nasabah yang lebih baik setelah terdampak pandemi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT