Jokowi bagikan bantuan modal kerja

Penyaluran Makin Cepat, Pemerintah Optimistis Realisasi Dana PEN Bisa 100 Persen

1 Oktober 2020 11:24 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Satgas PEN, Budi Gunadi Sadikin. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Satgas PEN, Budi Gunadi Sadikin. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah optimistis realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa tercapai 100 persen pada akhir tahun ini. Hingga akhir September 2020, Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi KPCPEN (Satgas PEN) telah merealisasikan penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional melebihi target Rp 100 triliun.
ADVERTISEMENT
Ketua Satgas PEN, Budi Gunadi Sadikin, menyebut hingga September atau akhir kuartal III realisasi program PEN secara kumulatif, mencakup pemulihan ekonomi dan kesehatan sudah berhasil terealisasi Rp 304,6 triliun atau 43,8 persen dari total anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.
"Sejak KPCPEN dibentuk 20 Juli 2020, secara kumulatif sudah direalisasikan Rp 255,22 triliun untuk empat sektor. Secara mingguan, bisa kita lihat realisasinya makin lama makin cepat," jelas Budi dalam jumpa pers Perkembangan Pemulihan Ekonomi Nasional yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/9).
Satgas PEN juga terus mendorong akselerasi penyerapan untuk bisa mencapai 100 persen pada Desember 2020. Hal ini untuk menjaga pergerakan dan ketahanan ekonomi masyarakat, serta mendukung pergerakan angka pertumbuhan ekonomi nasional semakin membaik.
ADVERTISEMENT
Empat sektor yang dimaksud adalah perlindungan sosial, UMKM, Kementerian/ Lembaga dan Pemda, serta pembiayaan korporasi. Dalam empat sektor itu Satgas PEN sudah menyalurkan pertambahan mingguan per klaster PEN sebesar Rp 137,89 triliun. Sedangkan sektor pembiayaan korporasi akan mulai direalisasikan pada awal Oktober 2020 atau kuartal IV. Sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut.
"Sampai akhir tahun kami optimistis seluruh anggaran bisa terserap, sehingga bisa memberikan daya ungkit yang cukup tinggi bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat," ujarnya.
Secara spesifik ia menjelaskan pada kelompok pertama atau sektor perlindungan sosial ada Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah terealisasikan Rp 36,3 triliun atau 97,1 persen dari pagu Rp 37,4 triliun. Sasaran program itu mencakup 10 juta keluarga penerima manfaat atau 40 juta rakyat kategori miskin. Lainnya, Program Kartu Sembako dengan pagu Rp 43,6 triliun sudah terealisasikan Rp 31,9 triliun atau 73,2 persen kepada 19,4 juta penerima manfaat.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berpidato di sela acara pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
"Jika satu keluarga terdiri dari empat orang, ada sekitar 80 juta rakyat yang hidup di taraf ekonomi paling bawah sudah tersentuh oleh program pemerintah ini," imbuh Budi.
ADVERTISEMENT
Program bantuan sosial (bansos) tunai di luar wilayah Jabodetabek telah direalisasikan sebesar Rp 24,8 triliun dan diterima 9,2 juta penerima. Ditambah Jabodetabek pagu keseluruhannya menjadi Rp 39,2 triliun dengan realisasi keseluruhan 74,6 persen dan penerima manfaat menjadi 10,9 juta.
Pada program Kartu Pra-kerja sudah direalisasikan Rp 19,46 triliun untuk menjangkau 5,48 juta penerima manfaat. Sedangkan Program Subsidi Upah/Gaji sebesar Rp 14 triliun telah direalisasikan dan akan terus berjalan hingga akhir tahun yang diberikan pada 11,65 juta pekerja yang berpenghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan. Program lainnya seperti BLT Dana Desa dan diskon listrik terus berjalan.
Pada sektor UMKM sudah direalisasikan program penempatan dana sebesar Rp 59 triliun untuk disalurkan sebagai kredit perbankan ke UMKM di Indonesia. Sektor UMKM sangat strategis, karena berperan besar pada pengembangan ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Satgas PEN juga telah menyalurkan program subsidi bunga kredit mikro kepada 7,67 juta debitur UMKM.
ADVERTISEMENT
Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif, berhasil direalisasikan Rp 16 triliun kepada 6,6 juta penerima manfaat dalam bentuk hibah. Dana Banpres ini menjadi modal awal bagi pengusaha mikro untuk bisa menggulirkan usahanya.
Pada sektor Kementerian/ Lembaga yang mengkhususkan pada program padat karya, sudah direalisasikan Rp 12,76 triliun kepada sekitar 1,97 juta tenaga kerja.
"Terimakasih dukungannya selama ini, saya berharap Rp 130 triliun lebih yang kita realisasikan dalam kuartal ketiga ini bisa bermanfaat maksimal untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga. Mudah-mudahan lebih baik dibandingkan negatif lima persen di kuartal kedua," ujar Ketua Satgas PEN itu.
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, menyampaikan terjadi percepatan penyerapan anggaran yang sangat signifikan untuk program pemulihan ekonomi nasional. Tren realisasi positif terlihat, jika Juni ke Juli PEN terealisasi Rp 3,05 triliun, Juli ke Agustus Rp 63,93 triliun, maka Agustus ke September realisasi mencapai Rp 93,02 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara realisasi sektor kesehatan sudah mencapai 24,9 persen atau Rp 21,79 triliun dari Pagu Rp 87,55 triliun.
"Kita tetap memastikan pagu ini akan terserap dan cukup tersedia bahkan untuk penanganan dan pengadaan vaksin, kita menyiapkan anggaran untuk itu," jelas Suahasil.
Pengadaan vaksin, menurutnya, tidak sekadar membeli tetapi hingga melakukan vaksinasi ke seluruh Indonesia. Sehingga ini akan menjadi tanggung jawab lintas sektoral.
Seorang perawat memegang vaksin SinoVac untuk percobaan sebelum memberikannya kepada sukarelawan di Emilio Ribas Institute di Sao Paulo, Brasil. Foto: Amanda Perobelli/REUTERS
Sedangkan sektor insentif usaha, realisasinya mencapai 22,9 persen atau Rp 27,61 triliun dari Pagu Rp 120,61 triliun.
Pemerintah juga terus memastikan pemulihan ekonomi dari kuartal II 2020, ketika kontraksi minus 5,3 persen. Suahasil menilai kini sudah ada proses pemulihan ekonomi dan terus menguat pada Agustus dan diharapkan terus menguat pada September ini, agar kontraksinya lebih kecil.
ADVERTISEMENT
Indeks Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia juga meningkat ke level 50,8, dari sebelumnya di bulan Juli 46,9. Ini menunjukkan dunia usaha sudah mulai melakukan ekspansi. Indeks lainnya seperti indeks keyakinan konsumen, indeks penjualan retail, penjualan mobil, konsumsi listrik sudah terlihat membaik.
"Ini semua sangat tergantung pada pemulihan kesehatan dan penanganan Covid-19. Kita tetap melakukan pemantauan perekonomian dan melewati fase ini dengan baik meskipun tantangan ketidakpastian tetap ada. Kita terus memperbaiki penanganan Covid-19 dan dukungan anggaran pemerintah kepada perekonomian," tandas Suahasil.
Dapatkan info dan data faktual tentang Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di http://covid19.go.id
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten