Penyaluran Rice Cooker Gratis Baru 68,5 Persen, Tuntas di Akhir Januari 2024

18 Januari 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan rice cooker di toko perabor elektronik. Foto: Azami Adiputera/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Deretan rice cooker di toko perabor elektronik. Foto: Azami Adiputera/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian ESDM mencatat realisasi penyaluran Alat Masak Listrik (AML) alias rice cooker gratis baru 342.621 unit, alias 68,5 persen dari total rice cooker yang dialokasikan sebesar 500 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menuturkan persebaran rice cooker gratis ini mencakup 36 provinsi, 325 kab/kota, 2460 kecamatan, dan 12.961 desa/kelurahan.
"Targetnya memang 500 ribu unit, kita bisa menyelesaikan 68,5 persen di angka 342.621 unit. 1 unit untuk 1 rumah tangga," ungkapnya saat konferensi pers, Kamis (18/1).
Jisman menyebutkan, pemberian rice cooker berdasarkan ID pelanggan PT PLN (Persero). Untung menghitung kesuksesan program ini, peningkatan konsumsi listrik akan dikonversikan dengan pengurangan kebutuhan LPG.
"Kita lagi menyiapkan sekarang ini posisi pengiriman. Kita berharap di akhir Januari sudah selesai dan sudah diterima oleh saudara kita yang sudah ditetapkan," tuturnya.
Jika dilihat penerima berdasarkan pulau, Jisman menyebutkan penerima terbanyak berada di Pulau Jawa dan Bali dengan persentase 56,3 persen, yaitu 192.890 penerima.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Sumatera 17,82 persen dengan 61.040 penerima, Kalimantan 10,3 persen dengan 35.307 penerima, Sulawesi 10,7 persen dengan 36.648 penerima, Nusa Tenggara 2,18 persen dengan 7.459 penerima, Maluku 1,65 persen dengan 5.640 penerima, dan Papua 1,06 persen dengan 3.637 penerima.
Jisman menjelaskan alasan mengapa penerima rice cooker gratis ini lebih banyak di Jawa-Bali karena menyesuaikan kesiapan ketenagalistrikan terhadap kenaikan konsumsi listrik.
Ilustrasi rice cooker Foto: Dok.Shutterstock
Jisman menyebutkan, 1 unit rice cooker membutuhkan data 300-350 watt. Dengan begitu, dibutuhkan kesiapan subsistem listrik untuk menampung peningkatan daya listrik hingga ratusan ribu rice cooker.
"Sehingga kalau kita berikan saat itu juga nanti bersama-sama digunakan AML-nya yang kita berikan tidak mengganggu sistem. Tidak ada kelebihan beban yang membuat sistem kita terganggu. Sehingga Jawa Bali dipilih harus lebih dari 50 persen," jelas Jisman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jawa-Bali ditetapkan sebagai target utama penyaluran rice cooker gratis lantaran kawasan tersebut mengalami kelebihan pasokan listrik (oversupply) sehingga membutuhkan kenaikan permintaan listrik.
"Kita sekarang ada overkapasitas dan itu penting dan memang tujuan utamanya kami informasikan bahwa AML ini adalah untuk mengurangi impor LPG yang bersubsidi khususnya yang 3 kg," lanjut Jisman.
Dia menuturkan, tujuan program rice cooker gratis untuk menekan subsidi LPG, sehingga harus menyasar kepada pengguna LPG 3 kg. Penerima harus divalidasi oleh kepala desa dan surat pernyataan menggunakan LPG 3 kg.
"Ini kalau sudah dijalankan kita mendapatkan clean cooking, peningkatan kwh, itu penjualan dari PLN, yang paling utama mengurangi impor LPG kalau digunakan pasti LPG-nya berkurang," pungkas Jisman.
ADVERTISEMENT