Perang Dagang Trump Sukses Tekan Defisit AS dengan China

6 Februari 2020 7:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) bertemu dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
ADVERTISEMENT
Defisit perdagangan Amerika Serikat (AS) menyempit pada 2019 untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir. Nampaknya strategi perang dagang yang dilakukan Presiden AS Donald Trump berhasil.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Wall Street Journal, Kamis (6/2) Kementerian Perdagangan mengumumkan defisit barang dan jasa menyusut 1,7 persen pada tahun lalu menjadi USD 616,8 miliar. Ini merupakan penurunan pertama sejak 2013.
Selama 2019, permintaan produk buatan Amerika berkurang akibat perselisihan perdagangan dengan mitra dagang mereka yaitu China.
Tahun lalu, ekspor Amerika tercatat menurun untuk pertama kalinya sejak 2016. Ekspor turun sebesar 0,1 persen tetapi impor juga turun dalam persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 0,4 persen. Kondisi inilah yang menyebabkan penurunan defisit.
"Tindakan yang benar-benar mempengaruhi angka perdagangan selama tahun lalu terjadi pada kuartal keempat" ujar Kepala Ekonom Pantheon Macroeconomics Ian Shepherdson.
Saat itu tarif impor dari Cina mulai berlaku. Peraturan tersebut menyebabkan volatilitas impor. Defisit barang AS dengan China menurun 17,6 persen pada tahun 2019, jatuh ke level terendah sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Pada tahun lalu, posisi Cina merosot ke peringkat ketiga dalam daftar perdagangan AS dengan negara lain. China berada di belakang Kanada yang menempati peringkat kedua dan Meksiko yang menempati peringkat pertama.
Amerika Serikat memang telah mengalami defisit perdagangan selama beberapa dekade. Hal ini mencerminkan fakta bahwa orang Amerika mengonsumsi lebih banyak barang impor daripada yang mereka hasilkan.
Untuk mengubah defisit perdagangan menjadi surplus, AS perlu mengimpor lebih sedikit dan mengekspor lebih banyak produk dan layanannya, termasuk turis asing yang datang ke AS.
Presiden Donald Trump dalam keterangannya terkait serangan roket Iran Foto: Reuters
Sayangnya, ada banyak faktor yang sempat mengacak-acak data ekspor AS. Misalnya gara-gara kecelakaan pesawat 737 MAX milik Boeing, ekspor pesawat sipil menurun 22,2 persen sepanjang tahun lalu. Di sisi lain ekspor pasokan industri dan barang modal juga menurun secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Pada bulan terakhir tahun lalu, kesenjangan perdagangan luar negeri pada barang dan jasa meningkat 11,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD 48,88 miliar. Ekspor naik 0,8 persen meskipun impor meningkat dengan jumlah yang lebih besar yaitu naik 2,7 persen dibandingkan November.
Pada 2019 defisit barang dan jasa Amerika Serikat tercatat sebesar 2,9 persen terhadap produk domestik bruto, turun dari 3 persen pada 2018. Sedangkan sepanjang 2019, ekonomi AS tumbuh 2,3 persen.
Adapun di awal Januari lalu, Amerika dan China telah menandatangani kesepakatan damai perang dagang fase I setelah berselisih selama dua tahun. Meski kesepakatan fase I ini sudah diteken, AS akan tetap mengenakan tarif atas barang impor dari China hingga ada perjanjian fase II.
ADVERTISEMENT