Perbankan Akui Tren Pertumbuhan Kredit Melambat Tahun Ini

12 Oktober 2019 19:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi ATM BCA di Plaza Indonesia. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi ATM BCA di Plaza Indonesia. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah perbankan menyebutkan tren pertumbuhan kredit melambat di tahun ini. Padahal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan dapat menyentuh angka 13 persen hingga akhir tahun.
ADVERTISEMENT
"Memang secara global, dunia sedang melemah. Ya mungkin 9-10 persen ya growth-nya sampai akhir tahun," tutur Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja kepada kumparan, Sabtu (12/10).
Sementara itu, Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rohan Hafas mengungkapkan, pihaknya juga hanya mematok pertumbuhan kredit di kisaran 9 persen di tahun ini.
"Pertumbuhan kredit kita di rentang 8-9 persen, sama seperti industri," ujarnya.
Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, lambannya pertumbuhan kredit perbankan dipicu oleh perlambatan ekonomi global. Hal ini berdampak pada konsumsi masyarakat yang cenderung menurun.
"Karena kredit konsumsi ini salah satunya terkendala kelas menengah yang menahan untuk beli properti, beli kendaraan motor, ada tekanan daya beli. Ada yang antisipasi juga kondisi resesi ekonomi tahun depan jadi banyak nabung," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk pelaku usaha yang berorientasi ekspor, dampak perlambatan ekonomi akan sangat terasa dan berdampak langsung pada perbankan.
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
"Untuk kredit modal kerja juga relatif lambat. Ketika konsumsi rumah tangga melambat, ada tekanan eksternal, domestik juga akibat stabilitas politik, maka banyak perusahaan-perusahaan yang tadinya mau minjam ke bank enggak jadi dicairkan," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi perbankan juga lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.
"Selektif ke korporasi yang riwayatnya masih bagus. Yang sektor risikonya agak tinggi di rem. Jadi tahun depan prospek pertumbuhan kreditnya sangat mungkin di bawah 9 persen di 2020 apalagi kalau resesi global terjadi," tegas dia.