Perhutani Turunkan Target Pendapatan di 2020 Akibat Wabah Corona

28 September 2020 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hutan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hutan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perum Perhutani (Persero) menurunkan target pendapatan di 2020 dibandingkan realisasi di 2019. Hingga akhir tahun, perusahaan memasang target pendapatan Rp 3,5 triliun atau lebih rendah dibandingkan pendapatan 2019 yang sebesar Rp 3,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Laba perusahaan pun bakal terdampak. Perusahaan memasang target laba tahun ini 3,4 persen dari pendapatan. Sedangkan tahun lalu, selisihnya 4,7 persen.
"Di 2020 target pendapatan Rp 3,5 triliun, sedikit turun dari pendapatan tahun lalu dan profit margin 3,4 persen. Untuk aset, kita Rp 17,8 triliun dan capex (belanja modal) Rp 637 miliar," kata Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (28/9).
Dirut Perhutani Wahyu Kuncoro. Foto: Dok. Kementerian BUMN
Diakui Wahyu, wabah corona yang menyerang Indonesia mengganggu produksi dan penjualan kayu Perhutani yang selama ini menjadi sumber utama pendapatan perseroan. Setiap tahunnya, Perhutani menebang 738 ribu meter kubik kayu.
Sumber pendapatan perusahaan yang lain berasal dari produksi getah kayu, terutama dari pohon pinus. Selama masa pandemi ini, menurutnya, produksi berkurang. Apalagi getah yang diambil dari batang kayu pinus semakin tinggi sehingga menambah biaya operasi.
ADVERTISEMENT
Hasil produksi getah kayu pinus semuanya diekspor. Begitupun penyulingan minyak kayu putih. Meski begitu, EBITDA di semester I 2020 masih positif Rp 170 miliar.
"Yang lebih berat, kami kan lakukan (produksi) getah kayu pinus, 100 persen ekspor ke China dan India. Jadi agak melambat karena COVID-19 ini. Bidang produksi sebagian besar tidak tercapai target di semester I 2020 sebab daerah masuk zona merah dan hitam," tambahnya.
Perhutani merupakan perseroan yang memiliki grup. Di dalamnya terdapat lima PT Inhutani yang merupakan bekas BUMN. Lalu, perusahaan juga memiliki tiga anak usaha yang dibentuk di luar Inhutani.