Peringkat Daya Saing Tenaga Kerja RI Diproyeksi Kembali Menguat di 2024

3 Februari 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi karyawan berdiskusi di kantor. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi karyawan berdiskusi di kantor. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peringkat daya saing tenaga kerja Indonesia diprediksi kembali menguat di tahun ini. Platform pengembangan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) global, Remote, menilai pasar tenaga kerja semakin membaik usai pandemi dan pulihnya ekonomi.
ADVERTISEMENT
“Kami melihat dari tahun ke tahun, potensi dan kapasitas tenaga kerja Indonesia terus menguat seiring dengan peningkatan pendidikan yang mereka terima baik dari dalam maupun luar negeri,” ujar CEO dan Rekan Pendiri Remote, Job van der Voort, dalam laporannya, Sabtu (3/1).
Menurut Voort, pasar tenaga kerja Indonesia tersebut bisa didorong untuk meningkatkan perekonomian domestik. Platform Remote sebagai employer of record juga telah membantu perusahaan internasional mempekerjakan ribuan pekerja profesional Indonesia sejak 2021.
“Permintaan global akan talenta-talenta Indonesia terus meningkat seiring dengan percepatan perekonomian Indonesia,” jelasnya.
Ilustrasi platform Remote. Foto: Remote
Dalam laporan Remote, ada sejumlah upaya yang perlu dilakukan perusahaan agar tenaga kerja Indonesia makin berkualitas. Di antaranya adalah memberikan fleksibilitas dan kepercayaan karyawan, paket gaji dan tunjangan yang komprehensif, serta peluang untuk pengembangan karyawan.
ADVERTISEMENT
“Pekerjaan jarak jauh juga membangun dan meningkatkan reputasi perusahaan sebagai pemberi kerja. Untuk mempertahankan para karyawan berkualitas, fleksibilitas dan kepercayaan adalah kunci utama,” tambahnya.
Voort menjelaskan, Remote juga meluncurkan produk terbarunya, Contractor Management Plus (CMP), untuk mendorong pasar tenaga kerja secara global. CMP membekali pelanggan Remote dengan perlindungan terhadap risiko kesalahan klasifikasi, termasuk pertanggungan ganti rugi hingga USD 1 juta atau sekitar Rp 15,6 miliar (kurs Rp 15.660 per dolar AS)
CMP akan memberikan jaminan kepada pelanggan Remote bahwa kontrak yang disusun tidak berisiko mengalami kesalahan klasifikasi. Fitur keamanan tambahan tersebut sekaligus mengurangi risiko perusahaan yang mempekerjakan kontraktor di proyek atau negara baru.
"Sehingga menumbuhkan rasa percaya diri dan fleksibilitas saat perusahaan berupaya mencapai pertumbuhan dan ekspansi global," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, CMP juga mempermudah pengelolaan dan pembayaran kontraktor global. Fitur manajemen kontraktor lainnya mencakup faktur lintas mata uang, otomatisasi dan pekerjaan massal, serta layanan mandiri kontraktor.
Harga CMP adalah USD 99 per kontraktor per bulan, sementara harga Contractor Management Standard adalah USD 29 per kontraktor aktif per bulan. Untuk mencoba manfaat Contractor Management Remote, perusahaan dapat melakukan uji coba gratis selama 30 hari.
"Ada banyak sekali tantangan dalam mengelola kontraktor global, mulai dari menavigasi berbagai peraturan hingga memastikan pembayaran yang efisien di belahan lain di dunia,” pungkasnya.
Berdasarkan World Competitiveness Ranking 2023 yang dikeluarkan oleh Institute for Management Development (IMD) Swiss dan Lembaga Management FEB UI, peringkat daya saing RI naik dari 44 pada 2022 menjadi 34 pada 2023, dengan skor 70,75, dari total 64 negara yang diperingkat.
ADVERTISEMENT
Skor itu di atas Jepang yang berada di peringkat 35 dengan skor 67,64, Spanyol peringkat 36 dengan skor 67,22, India peringkat 40 dengan skor 64,63, serta Italia dengan skor 63,32 di peringkat ke 41. Namun, posisi Indonesia masih di bawah Malaysia di peringkat 27 dengan skor 75,75 dan Thailand peringkat 30 dengan skor 74,54.
Peringkat 1 adalah Denmark dengan skor 100, diikuti Irlandia yang peringkat 2 dengan skor 99,71, Swiss peringkat 3 dengan skor 99,31, Singapura peringkat 4 dengan skor 97,44, dan Belanda yang menempati posisi ke 5 dengan skor 95,58.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, tantangan Indonesia yang masih perlu dibereskan di sektor tenaga kerja adalah tingginya angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 7,6 persen. Ini membuat biaya investasi untuk menghasilkan pertumbuhan semakin besar.
ADVERTISEMENT
"Namun kalau angka ICOR ini turun ke level 5 persen saja maka kita bisa mencapai pertumbuhan 6 persen. Ini menjadi penting bagi kita untuk ke depan untuk memperbaiki efisiensi modal kita," ucap Airlangga dalam Rapat Kerja Pelaksana BPK RI Tahun 2023, Senin (28/8/2023).
Airlangga juga mengatakan, sasaran yang ingin dicapai Indonesia pada tahun 2045 di antaranya yakni memiliki PDB Nominal sebesar USD 9,8 triliun, dengan GNI per kapita USD 30.300, porsi penduduk middle income sebesar 80 persen, kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28%, dan penyerapan 25,2 persen tenaga kerja.
“Pertumbuhan (ekonomi) per tahun 5 persen tidaklah cukup. Jadi kita butuh tumbuh 6-7 persen. Namun salah satu yang menjadi catatan yaitu ICOR kita di tahun ini terlalu tinggi yaitu 7,6. Ini artinya bahwa investasi yang kita masukkan belum terlalu optimal,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
“Indonesia juga mempunyai berbagai modal untuk mencapai visi tersebut, yaitu sumber daya manusia yang mendekati puncak bonus demografi, yang hanya bisa kita peroleh dalam 13 tahun ke depan dan hanya akan terjadi sekali dalam sebuah peradaban bangsa. Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya menunggu ataupun kita pasif. Kita harus aktif agar bonus demografi yang 13 tahun ini bisa kita capai,” pungkasnya.