Perjalanan Menuju Sonraen, Desa di NTT yang Mulai Dialiri Listrik

14 Agustus 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panas matahari sudah terasa saat kami akan menuju Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Memastikan sambungan listrik terpasang adalah salah satu tujuan kami ke desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Kami mulai berangkat dari area pusat Kabupaten sekitar pukul 08.30 WITA. Perjalanan terasa lancar karena belum begitu padat kendaraan yang melintas di sepanjang jalan.
Namun, perjalanan kami mulai tidak bisa secepat sebelumnya saat mulai memasuki perkampungan. Jalanan ada yang masih bebatuan yang membuat sopir kami harus menurunkan kecepatannya.
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/kumparan
Selain itu, jalanan juga terlihat mulai menyempit dan harus naik-turun. Meski begitu, terlihat warga yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi meski dalam tikungan tajam.
“Itu kalau anak-anak bawa motor sedang mabok bisa bahaya,” kata Glasius, sopir yang dengan santai mengantar kami menuju ke lokasi.
Mengendarai kendaraan menuju Sonraen memang diperlukan kewaspadaan yang maksimal. Bagaimana tidak, ngantuk sedikit atau rem blong misalnya, ancamannya jurang di depan mata.
ADVERTISEMENT
Di tengah kewaspadaan berkendara, kami juga disuguhkan pemandangan yang membuat mata sayang kalau harus terpejam. Meski terkadang ada debu yang mengganggu, perbukitan dan pepohonan cukup meneduhkan.
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sebelum memasuki Sonraen, kami harus melewati hutan hijau lebat yang jauh dari pemukiman. Dari kejauhan terlihat dua muda-mudi sedang berdiri di samping motornya. Kami bertanya-tanya ada apa gerangan mereka berdua di tempat sepi ini.
“Ada mabok kah apa itu berdua?” ujar Glasius yang membuat tawa kami pecah.
Ternyata, saat mobil semakin dekat dengan dua sejoli itu, tampak mereka sedang mengambil pose foto bersama. Hilang sudah rasa penasaran dan pikiran negatif kami melihat dua pasang berduaan di area hutan.
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/KUMPARAN
Setelah melewati hutan, bendera hias sudah terpasang di sepanjang rumah yang terlihat. Bendera itu selain menyambut perayaan 17 Agustus, juga seperti menjadi tanda kalau kami segera sampai di Desa Sonraen sekitar pukul 09.50 WITA.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sudah berkumpul di Kantor Desa Sonraen. Mereka semua berpakaian rapi dengan berhias kain tenun. Ada yang berdiri menunggu tamu di pinggir jalan, ada yang menyiapkan makanan di dalam ruangan.
Pagi mama, kamar kecil di mana lokasinya?” tanyaku kepada seorang ibu-ibu yang menyiapkan makanan.
“Mari saya antar,” jawab perempuan tersebut ramah, sambil menunjukkan lokasi kamar mandi.
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/kumparan
Sementara itu, warga yang berada di depan terdengar sudah membunyikan alat musik sebagai persiapan menyambut tamu dari jajaran Kementerian ESDM dan PLN. Sembari menunggu, ibu-ibu yang berkumpul meminta foto bersama.
Tak selang beberapa lama, sekitar pukul 10.25 WITA, tamu yang ditunggu akhirnya datang juga. Warga langsung menyambutnya dengan budaya setempat. Mereka melantunkan nada-nada menggunakan bahasa asli mereka dengan diiringi musik. Setelah selesai, mereka mengalungkan kain tenun kepada tamu yang datang.
ADVERTISEMENT
Setelah ramah-tamah singkat di kantor desa, jajaran Kementerian ESDM yang dipimpin Dirjen Kelistrikan Rida Mulyana langsung melihat ke rumah warga yang baru saja dialiri listrik. Ada 3 rumah yang disinggahi Rida. Rida memeriksa langsung listrik yang dipasang dengan menyalakan lampu.
Suasana di Desa Sonraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto: Moh Fajri/KUMPARAN
Mulai dialirinya listrik di Desa Sonraen disambut baik oleh masyarakat, salah satunya Dominica. Dominica mengaku, dengan adanya listrik bisa membuatnya menyelesaikan kain tenun saat malam hari.
Selain itu, yang membuat Dominica semakin bersyukur adalah anaknya, Aldino, bisa belajar dengan baik.
"Anak kami bisa belajar di malam hari adalah hal yang sangat kami syukuri, sebelumnya ketika pakai pelita (lampu pijar dari minyak tanah), anak-anak mengeluh sakit mata karena terkena asap pelita,” tutur Dominica.
ADVERTISEMENT