Permintaan Energi Anjlok Akibat Pandemi, Medco Energi Rugi USD 189 Juta di 2020

1 Juni 2021 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Medco Energi Internasional Tbk mencatatkan kerugian cukup besar sepanjang tahun 2020. Berdasarkan kinerja keuangan yang dilaporkan Medco Energi, kerugian perusahaan menyentuh USD 189 juta atau setara Rp 2,69 triliun (kurs dolar Rp 14.257). Kerugian tersebut melonjak hampir 400 persen dibandingkan kerugian tahun 2019 sebesar USD 38,7 juta.
ADVERTISEMENT
CEO Medco Energi, Roberto Lorato, mengatakan kerugian ini dipengaruhi anjloknya permintaan energi imbas merebaknya pandemi COVID-19. Laporan total kerugian ini termasuk satu kali penurunan non-tunai sebesar USD 93 juta di kuartal keempat tahun 2020.
"Rendahnya permintaan energi akibat pandemi telah berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan tahun lalu. Dalam menyikapi keadaan luar biasa ini, kami segera melakukan adaptasi untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja, mendukung masyarakat di sekitar operasi dan menjaga likuiditas perusahaan," ujar Roberto dikutip kumparan, Selasa (1/6).
Merosotnya permintaan energi ini membikin perusahaan mengalami penurunan pendapatan, dari USD 1,37 miliar di 2019 menjadi USD 1.09 miliar di 2020.
Selain itu, manajemen melaporkan Ebitda perusahaan sebesar USD 502 juta atau turun 20 persen dari tahun 2019. Ini dipicu oleh rendahnya permintaan minyak dan gas selama masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kondisi ini ia akui mulai membaik sejak akhir tahun 2020. Di mana perusahaan mulai mencatatkan laba bersih USD 9 juta untuk kuartal IV 2020. Ditambah lagi anak usaha Medco Energi, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, mencatatkan keuntungan USD 25 juta yang didapat dari naiknya harga tembaga dan emas.
Adapun belanja modal migas perseroan, tercatat sebesar USD 144 juta. Modal ini digunakan untuk menyelesaikan proyek Meliwis di Jawa Timur serta pengeboran empat sumur di Natuna.
Dari sisi total utang, juga terdapat penurunan sebesar 15 persen dari tahun 2019. Di mana total utang perusahaan mencapai USD 2,7 miliar pada tahun 2020.
"Harga komoditas telah membaik pada tahun 2021, namun pandemi belum usai sepenuhnya dan volume gas di beberapa pasar utama perseroan masih rendah. Kami akan tetap disiplin dan menjaga fleksibilitas untuk memanfaatkan pemulihan yang diharapkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT