Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Pernah Gagal Jadi Bos WTO, Mari Elka Kini Jadi Direktur Bank Dunia
ADVERTISEMENT
Mantan menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Mari Elka Pangestu ditunjuk oleh Presiden Bank Dunia David Malpass, untuk mengisi jabatan Direktur Pelaksana Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan untuk Bank Dunia.
ADVERTISEMENT
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang menempuh S1 dan S2 di Australian National University, serta S3 di Universitas California, Davis, AS ini, baru akan efektif menduduki jabatan barunya pada 1 Maret 2020.
Adapun terpilihnya Mari Elka Pangestu tak lepas dari campur tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada akhir 2019, Jokowi mengusulkan Mari Elka Pangestu menjadi petinggi Bank Dunia.
"(Presiden) mencalonkan Ibu Mari Pangestu untuk menjadi wakil Indonesia di World Bank," ungkap Menko Kemaritiman, Luhut Pandjaitan di kantornya, Jakarta, Jumat (11/10).
Menurut Luhut, Mari Elka Pangestu dicalonkan Jokowi karena memiliki kemampuan yang mumpuni di bidang ekonomi dan sesuai dengan standar internasional.
Hal itu tampak dari pengalaman Mari Elka Pangestu yang pernah bekerja sama dengan Jeffrey Sach dalam UN Secretary General Millenium Development Goals (MDGs) Review pada 2003-2005, menjadi ketua World Trade Organization (WTO) Group-33 pada 2005-2011, memimpin kerja sama antarkawasan untuk Asia Pacific Cooperation Council (APEC) dan ASEAN pada tahun 2003.
ADVERTISEMENT
Meski berpengalaman mengisi berbagai jabatan prestisius, namun Mari Elka Pangestu pernah gagal saat dicalonkan sebagai Direktur Jenderal WTO di 2013. Sebab Mari Elka Pangestu kesulitan mendapat dukungan dari 159 negara anggota WTO.
Selain sejumlah jabatan internasional itu, Mari Elka Pangestu sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan periode 2004-2011 dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014.
Di masa jabatannya itu selain menyusun portofolio ekonomi, Mari Elka Pangestu juga membuat strategi dan struktur kelembagaan untuk mempertahankan pertumbuhan industri pariwisata Indonesia dan mendukung ekonomi kreatif lewat sektor tradisional maupun modern.