Perputaran Uang dari Mudik Lebaran 2024 Bisa Capai Rp 386 T

10 April 2024 8:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon penumpang memadati Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada H-3 Lebaran 2024, Minggu (7/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon penumpang memadati Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada H-3 Lebaran 2024, Minggu (7/4/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyaknya masyarakat yang mudik di Lebaran 2024 membuat perputaran uang juga makin tinggi. Pasalnya, 193 juta orang disebut-sebut pulang kampung dalam momentum Lebaran tahun ini.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar memproyeksikan, pergerakan ekonomi atau perputaran uang selama periode mudik Lebaran mencapai Rp 386 triliun.
“Artinya dalam kurun waktu selama liburan panjang Lebaran, katakanlah per kepala mereka spend Rp 2 juta selama musim mudik, ada potensi sekitar Rp 386 triliun yang menggerakkan perekonomian di Indonesia pada mudik Lebaran,” kata Zaki seperti dikutip dari Antara.
Faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama libur Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang disebut menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat.
Selain itu, jaringan jalan yang luas dan terhubung dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi pendorong utama pergerakan masyarakat. Hal ini, kata dia, akan memicu minat masyarakat berwisata.
ADVERTISEMENT
“Ini membuat masyarakat berkeinginan untuk melakukan pergerakan, bukan saja mudik, tapi juga bertamasya dan berkunjung ke daerah lain. Misalnya melalui sektor food and beverage, sektor hotel, wisata,” jelas dia.

Perputaran Uang Genjot Perekonomian Daerah

Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini dapat menjadi momentum pembenahan sektor ekonomi daerah pascapandemi COVID-19.
Dia berharap perputaran uang tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, melainkan juga di seluruh pulau di Indonesia.
Di sisi lain, dia melihat kenaikan tiket harga transportasi umum selama musim mudik tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. Sebab, ini akan tertutup dengan masifnya pergerakan dan pengeluaran masyarakat selama lebaran.
ADVERTISEMENT
“Memang ada dampak terhadap inflasi karena kenaikan tersebut, tapi masih bisa tertutupi dengan pergerakan manusia,” kata Zaki.