Persaingan Ketat, Laba Es Krim Campina Turun 17% Jadi Rp 43 M di 2017

2 Mei 2018 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es krim Campina. (Foto: Twitter @campinaicecream)
zoom-in-whitePerbesar
Es krim Campina. (Foto: Twitter @campinaicecream)
ADVERTISEMENT
PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) membukukan penurunan laba bersih di sepanjang tahun 2017. Emiten es krim merek Campina tersebut mencatat laba bersih Rp 43,42 miliar di sepanjang tahun 2017, atau turun 17,56% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 52,73 miliar. Sedangkan perolehan laba usaha sebesar Rp 101,3 miliar atau menurun 20,6% dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, angka penjualan Campina masih naik walaupun tipis yaitu 1,54% di tahun 2017 menjadi Rp 944,84 miliar dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 930,53 miliar.
Demikian disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (2/5).
Tahun buku 2017 merupakan tahun yang berat bagi industri es krim, di mana di Indonesia memiliki tingkat persaingan yang tinggi. Terdapat sejumlah besar produsen lokal dan internasional memproduksi produk sejenis yang mempengaruhi kinerja penjualan perseroan.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa kinerja Perseroan pada tahun lalu dinilai cukup baik karena selain berhasil meningkatkan Penjualan Bersih, Perseroan juga dianggap berhasil mengatasi semua tantangan dan rintangan yang ada meskipun kondisi pasar dirasakan cukup berat dengan semakin banyaknya para pesaing yang masuk ke pasar pada 2017. 
ADVERTISEMENT
Campina. (Foto: Twitter @campinaicecream)
zoom-in-whitePerbesar
Campina. (Foto: Twitter @campinaicecream)
Dalam tahun buku 2017, Perseroan terus berusaha dan seperti tahun-tahun sebelumnya mempertahankan posisi market share di pasar. Data Nielsen scantrack menyebutkan, pada tahun 2017, market share sebesar 20,7%.
Seluruh pendapatan Perseroan diperoleh dari penjualan es krim impulse dan in home/family pack.
Selain itu, indikator-indikator keuangan yang penting seperti rasio likuiditas (rasio lancar sebesar 1582%, rasio cepat sebesar 1304% dan rasio kas sebesar 952%), rasio total liabilitas terhadap Ekuitas sebesar 45%, dan rasio utang berbunga terhadap ekuitas sebesar 31% menunjukkan kondisi keuangan Perseroan yang sehat dan stabil.
Rasio pertumbuhan penjualan bersih sebesar 1,5% masih belum optimal, karena perseroan sedang menghadapi persaingan yang cukup berat pada tahun 2017 sehingga perseroan memerlukan usaha lebih untuk untuk mencapai hasil yang ditargetkan.
ADVERTISEMENT
Usaha yang dilakukan oleh perseroan antara lain penambahan titik distribusi dan penjualan, yang membutuhkan tambahan biaya sebagai konsekuensinya (Biaya penempatan freezer, sewa pendingin, dan sewa kantor).