Pertamina EP Cepu dan Rekind Optimistis Jambaran-Tiung Biru Rampung 2021

19 Maret 2020 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Mulai Pengeboran Gas di Jambaran-Tiung Biru. Foto: dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Mulai Pengeboran Gas di Jambaran-Tiung Biru. Foto: dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
PT Pertamina EP Cepu (PEPC) menyatakan progres proyek Jambaran-Tiung Biru (JBT) di Bojonegoro, Jawa Timur, telah mencapai 56 persen pada kuartal I 2020. Perusahaan optimistis proyek senilai USD 1,54 miliar ini bisa rampung tepat waktu dan beroperasi pada Juli 2021.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengakui pencapaian pembangunan di kuartal I 2020 ini sedikit meleset 0,4 persen, tapi menurutnya itu hal wajar dalam pengerjaan proyek.
Dia juga menepis kabar bahwa antara Pertamina EP Cepu dan PT Rekayasa Industri yang mengerjakan proyek bersama ini tak harmonis. Dia mengklaim masih berjalannya proyek ini lebih dari 50 persen menunjukkan hubungan kedua perusahaan berjalan baik.
“Hampir 56 persen secara total, tinggal 44 persen lagi yang mau diselesaikan makanya onstream 2021,” katanya dalam konferensi pers online, Kamis (19/3).
Dalam proyek tersebut, untuk pembebasan lahan sudah selesai 100 persen, pembangunan Gas Processing Facility (GPF) sudah mencapai 54,94 persen, pengeboran atau drilling dari 6 sumur sudah berjalan 4 sumur atau sekitar 75 persen.
Pertamina Mulai Pengeboran Gas di Jambaran-Tiung Biru. Foto: dok. Pertamina
Terkait target pembangunan yang masih minus 0,4 persen dari target awal di kuartal I ini, Jamsaton membeberkan karena curah yang tinggi. Konsorsium pun mendatangkan mesin welding otomatis.
ADVERTISEMENT
Mesin itu akan membuat pengelasan berlangsung 24 jam tanpa terpengaruh curah hujan yang tinggi. Pihaknya juga melakukan pengadaan pompa-pompa besar sehingga bisa menyedot air saat hujan turun.
Jamsaton menuturkan, keterlambatan 0,4 persen proyek ini masih wajar. Upaya mengejar ketertinggalan akan dilakukan dalam dua bulan ke depan agar target operasi bisa sesuai jadwal.
Karena itu, dia menjamin tak akan ada pembengkakan biaya dari modal yang dipatok USD 1,54 miliar. "Sampai saat ini kita pastikan tak ada penambahan capex (belanja modal) secara keseluruhan JTB karena corona atau minus 0,4 persen tadi," jelasnya.
Antisipasi Virus Corona
Penyebaran virus corona di seluruh dunia ini diakuinya sempat berdampak pada perusahaan. Sebab China, Korea Selatan, dan Italia menjadi negara mitra proyek ini.
ADVERTISEMENT
Untuk di China misalnya, pabrikasi proyek ini salah satunya berada di Wuhan. Karena ada corona, pabrikasi dipindahkan ke PT Barata Indonesia (Persero) di dalam negeri.
"Jadi kami langkahnya pabrikasinya ke Indonesia yaitu di Barata seizin lisensor. Begitu pun dengan Italia dan Korsel. Jadi enggak ada isu lagi," jelasnya.
Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) Yanuar Budinorman mengatakan pada 7 Maret 2020 Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berkunjung ke proyek tersebut. Dwi menegaskan bahwa Lapangan JTB adalah satu‐satunya tumpuan harapan untuk menyuplai gas terbesar di Jawa Timur sehingga Proyek JTB harus onstream pada Juli 2021.
Pertamina Mulai Pengeboran Gas di Jambaran-Tiung Biru. Foto: dok. Pertamina
Untuk itu diharapkan PEPC beserta kontraktor EPC yaitu Konsorsium REKIND‐JGC‐JGC Indonesia juga SKK Migas bahu‐membahu dalam mengeksekusi Proyek JTB ini.
ADVERTISEMENT
“Pelaksanaan pembangunan Proyek JTB sebagai Proyek Strategis Nasional merupakan amanat yang tidak mudah, namun demikian, sejak Pemancangan Perdana EPC GPF JTB pada 4 Januari 2019, Rekind berkomitmen untuk selalu menunjukkan profesionalisme dan kinerja terbaik. Dengan kolaborasi yang solid bersama PEPC, Rekind optimistis target on‐stream Juli 2021 dapat dicapai," katanya.
Proyek ini akan menghasilkan produksi rata‐rata raw gas sebesar 315 MMSCFD yang disalurkan melalui pipa transmisi Gresik‐Semarang. Optimasi desain melalui perubahan teknologi pada unit GPF menghasilkan potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 menjadi 192 MMSCFD.