Pertamina Geothermal Batal IPO di 2022, Wamen BUMN Jelaskan Alasannya

7 Desember 2022 12:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury dalam acara Kick Off dan Penandatanganan PKS & NDA Healthcare Information Exchange di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Pertamina Geothermal Energy (PGE), salah satu anak usaha di bawah naungan subholding Pertamina Power & New Renewable Energy (PNRE), batal melakukan initial public offering (IPO) atau melantai di bursa saham di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury, menjelaskan pada awalnya pihaknya memang merencanakan IPO PGE dilakukan di tahun 2022, namun terpaksa harus molor karena situasi pasar modal yang tidak stabil.
"Melihat perkembangan dari pasar modal ini memang menunjukkan kondisi market yang belum optimal sehingga kami memutuskan untuk melakukan penundaan dulu sampai terjadi adanya stabilitas," jelas Pahala saat rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/12).
Pahala melanjutkan, ketidakstabilan pasar modal ini terutama disebabkan kebijakan agresif bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, meningkatkan suku bunga untuk merespons lonjakan inflasi.
Menurutnya, kebijakan The Fed ini sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar modal baik secara global maupun di Indonesia, mengingat masih banyaknya investor retail asing di pasar modal Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat dengan pernyataan Fed baru-baru ini menyatakan siklus peningkatan suku bunga yang terjadi di AS sudah memasuki babak-babak akhir, artinya peningkatan suku bunga yang selama ini dilakukan sebanyak 75 basis poin setiap kali peningkatan yang terjadi 5 kali, kita harap ke depan akan melambat," tutur Pahala.
Meski demikian, dia memprediksi The Fed masih akan meningkatkan suku bunga sekitar 25-50 basis poin (bps), namun dengan melandainya kebijakan The Fed diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi shareholder di pasar modal Indonesia.
Dengan begitu, Pahala pun membeberkan PGE akan kembali melanjutkan rencana IPO di tahun 2023 mendatang. Menurut dia, PGE adalah salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia berdasarkan kapasitas terpasang sebesar 672 megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
Dia berharap IPO PGE dapat unlocked value dari pengembangan energi baru terbarukan (EBT), mengingat hanya 10 persen dari potensi cadangan 24 gigawatt (GW) yang baru dikembangkan. Pahala juga menargetkan PGE dapat mencapai target nilai valuasi USD 100 miliar di tahun 2024.
"IPO tersebut akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas terpasang dalam lima tahun mendatang, kita harapkan PGE dapat melakukan peningkatan kapasitas terpasang sampai dengan 600 MW," ujar Pahala.
Pahala menambahkan, pengembangan kapasitas 600 MW tersebut beberapa sudah memiliki kontrak Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik dengan PT PLN (Persero), sehingga sudah memiliki reserve yang jelas.
Lebih lanjut, Pahala menuturkan penambahan kapasitas itu melalui optimalisasi beberapa wilayah kerja (WK) PGE yang sudah beroperasi, pengembangan Lumut Balai unit 2, Hululais unit 1 dan 2, dan mengoptimalkan teknologi co-generation binary untuk kapasitas tambahan dari brine low pressure dan bottoming unit.
ADVERTISEMENT
"Serta melakukan upaya kerja sama dengan BUMN lain, untuk mengembangkan panas bumi lebih lanjut. Kami harap dari pengembangan WK juga bisa optimalkan WK milik PLN dan Geo Dipa untuk pengembangan panas bumi tambahan," ungkap Pahala.
Adapun proses IPO PGE saat ini sudah memasuki tahapan pendaftaran 1 dan 2 kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan penunjukan konsultan penunjang, baik itu finansial maupun legal advisor.
"Penyampaian rentang harga IPO kepada OJK kami harap bisa dilakukan di akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023, kemudian public expose dan registrasi dan masa penawaran umum, dan kami harap pencatatan sahamnya sudah bisa diselesaikan di triwulan pertama di 2023," pungkas Pahala.