Pertamina Geothermal Energy Berambisi Masuk 3 Besar Produsen Panas Bumi Dunia

6 Mei 2021 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus berkomitmen mengembangkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia. Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy (PGE) Ahmad Yuniarto mengatakan, perseroan berambisi bisa mengoperasikan PLTP dengan kapasitas terpasang mencapai 1,3 Giga Watt (GW) pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
Jika target tersebut tercapai maka PGE akan masuk ke jajaran tiga besar produsen panas bumi di dunia.
“Kita punya ambisi 2030 mengoperasikan 1,3 GW capacity dan jadi top three geothermal producer in the world,” ujar Ahmad dalam webinar Sinergi Mendukung Percepatan Pengembangan Panas Bumi, Kamis (6/5).
Adapun hingga 2021 saat ini, PGE telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas terpasang sebesar 672 Mega Watt. Ahmad pun cukup optimistis dengan target tersebut, berkaca dari peran PGE selama ini yang berkontribusi secara aktif dalam mengembangkan sektor panas bumi di Indonesia.
Ilustrasi panas bumi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Hanya saja Ahmad menyadari target ambisius tersebut membutuhkan investasi dana yang sangat besar. “Tentunya kita harus melakukan investasi yang sangat-sangat besar untuk mendukung ambisi kita di 2030,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui baru-baru ini PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) kembali menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Adapun WK baru panas bumi yang izin pengembangannya telah diserahkan kepada PGE tersebut berlokasi di Kotamobagu Sulawesi Utara.
Melalui 15 wilayah kerja proyek panas bumi tersebut, PGE berkomitmen mewujudkan program transisi energi. Targetnya bauran energi baru terbarukan akan mencapai 30 persen pada tahun 2030.