Pertamina International Shipping Targetkan Bisa Kantongi Laba Rp 2,5 T di 2022

7 Desember 2022 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Tanker Milik Pertamina International Shipping. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Tanker Milik Pertamina International Shipping. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Anak usaha Pertamina di bidang perkapalan, PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2022. Perusahaan tersebut tengah melakukan diversifikasi bisnis.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi, memproyeksi kenaikan profitablitas pada tahun 2022 di kisaran USD 150 juta - 160 juta atau sekitar Rp 2,34 triliun - Rp 2,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.636 per dolar AS).
"Revenue didorong atas penambahan revenue dari pihak ketiga, khususnya internasional. Anak usaha kami di Singapura berhasil menambah market share dari pihak ketiga 8 persen," ujar Yoki dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/12).
Yoki mengamati lonjakan liabilitas pada tahun 2020 hingga 2021, dari USD 82 juta menjadi USD 127 juta. Hal ini disebabkan perubahan modal bisnis pada Pertamina International Shipping.
"Pada 2020, PIS bukan merupakan entitas utama yang melakukan aktivitas angkutan dan distribusi BBM. Pada saat terbentuk subholding, dialihkan sejumlah aktivitas dari Pertamina ke PIS," katanya.
ADVERTISEMENT
Yoki melanjutkan, penambahan aktivitas Pertamina International Shipping mengerek pendapatan. Mayoritas bisnis PIS adalah tanker dan LPG.
"Ada beberapa anak usaha di bawah kami seperti PT Trans Kontinental. Kami juga punya anak usaha, PT Peteka Karya Tirta yang mengoperasikan 6 terminal BBM, meskipun revenuenya masih kecil," lanjutnya.
Pertamina International Shipping juga telah memperluas ranah bisnis, seperti kapal pengangkut yang muatan bervariasi yakni petrokimia dan amoniak.
"Ke depan kami sudah mulai menjajaki bisnis-bisnis baru, sarana fasilitas offshore. Kami juga akan dalam tahap akuisisi perusahaan offshore, untuk menambah bisnis internasional," tandas Yoki.