Pertamina Kuasai Blok Rokan, SKK Migas Ingin Produksi Minyak Terjaga

2 Agustus 2018 12:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Pompa angguk di sumur minyak. (Foto: instagram @cahayabumi)
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengapresiasi keputusan pemerintah yang menyerahkan pengelolaan Blok Rokan pasca 2021 kepada PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Ladang minyak terbesar Indonesia itu telah dikelola PT Chevron Pacific Indonesia selama hampir 50 tahun. Kontrak Chevron akan berakhir pada 2021 dan tak diperpanjang.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Wisnu Prabawa Taher, menyatakan bahwa pihaknya bersama Pertamina akan mengupayakan produksi minyak Blok Rokan tetap optimal.
"SKK Migas akan mendukung keputusan Menteri ESDM, dan akan mengupayakan Blok Rokan tetap optimal," kata Wisnu kepada kumparan, Kamis (2/8).
Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 saat ini masih mampu menghasilkan minyak hingga 210.000 barel per hari (BOPD), lebih dari seperempat dari total produksi minyak nasional saat ini.
Di blok ini, terdapat dua ladang minyak raksasa, yaitu Lapangan Minas dan Lapangan Duri. Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta BOPD. Sekarang lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 BOPD.
ADVERTISEMENT
'Saudara' Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, juga salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude.
Sejak ditemukan pertama kali pada 1941 sampai saat ini, Blok Rokan telah menghasilkan kurang lebih 4,5 miliar barel minyak. Diperkirakan saat ini Blok Rokan masih menyimpan 500 juta hingga 1,5 miliar barel minyak.
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Sebelumnya diberitakan, Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam bersyukur atas keputusan pemerintah ini. Kini Pertamina harus bersiap dan mencari cara untuk mempertahankan produksi minyak di Blok Rokan.
“Alhamdulillah. Kita sudah sampaikan di proposal, yang pasti nanti kita baru mulai 2021, kita sudah bikin program kerja berdasarkan data yang kita bisa akses kemarin,” kata Alam.
ADVERTISEMENT
Alam mengatakan ada beberapa lapangan yang bisa dioptimalkan. Teknologi pengurasan minyak atau Enhanced Oil Recovery (EOR) yang sudah diuji coba akan dilanjutkan untuk menggenjot produksi minyak.
“Tentu kita akan lanjutkan, di sana kan sudah ada program awal pilot chemical EOR. Nanti kita terusin. Di awal-awal pengelolaan kita fokus mengelola lapangan-lapangan yang selama ini belum jadi fokus, termasuk eksplorasi reservoir lebih dalam replacement-nya,” kata dia.
“Mudah-mudahan bisa menahan decline jadi produski 2021 ke depan tidak drop banyak, mudah-mudah bisa kita tingkatkan, terutama program EOR berhasil dengan baik,” tutupnya.