Pertamina Masih Siapkan Lahan untuk Pembangunan Kilang Bontang

2 Desember 2018 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kedua dari kiri) berkunjung ke Kilang LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kedua dari kiri) berkunjung ke Kilang LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur. (Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) hingga saat ini masih belum bisa memastikan kapan pembangunan proyek kilang Grass Root Refinery (GRR) Bontang, Kalimantan Timur. Padahal, rencana pembangunan sudah ditetapkan sejak tahun lalu, dan ditargetkan dimulai pada 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu mengatakan, hingga saat ini perusahaan masih menyiapkan lahan untuk pembangunan kilang tersebut. Dia belum bisa memastikan target dimulainya pembangunan kilang.
“Saat ini masih dalam taraf melakukan dan memastikan bahwa tanah dan lahannya siap untuk ditempati kilang tersebut. Kemudian kami masih proses procurement-nya, untuk mitra-mitra yang strategis yang bisa menjadi mitra pertamina untuk di kilang tersebut,” kata Dharmawan saat ditemui di Kilang LNG Bontang, Kalimantan Timur, Sabtu (1/12).
Pertamina sebelumnya telah menetapkan mitra untuk membangun GRR Bontang, yaitu Overseas Oil and Gas LLC (OOG) yang menggandeng perusahaan trading Cosmo Oil International Pte Ltd (COI).
OOG, perusahaan migas asal Oman, akhirnya dipilih menjadi mitra strategis dengan beberapa pertimbangan. Antara lain OOG mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah Oman untuk pendanaan proyek dan penyediaan pasokan minyak mentah, serta memiliki kemitraan strategis dengan COI dalam hal dukungan teknis dan pemasaran produk.
Proyek RDMP Pertamina Balikpapan. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek RDMP Pertamina Balikpapan. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)
Dalam kesepakatannya, Pertamina akan memasok 20 persen kebutuhan minyak mentah untuk kilang Bontang. Sisanya sebanyak 80 persen akan disuplai dari Oman.
ADVERTISEMENT
Biaya pembangunan kilang Bontang diperkirakan mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 130 triliun. Pertamina tidak ikut mendanai proyek, seluruh biaya tersebut ditanggung OOG dan COI.
Dharmawan tidak menjelaskan bagaimana progres mengenai kerja sama tersebut. Menurut dia, Pertamina juga berpotensi untuk bekerja sama dengan beberapa mitra dari internasional.
“Saya tidak dalam kapasitas untuk bisa sharing progresnya sudah bagaimana. Kami memang ada potensi kerja sama dengan beberapa mitra dari internasional,” ujarnya.